- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 27 November 2024 | 02:53 WIB
: Kepala BPS Jatim, Zulkipli saat konferensi pers di Lt.2, Ruang Vicon, Kantor BPS Jatim, Surabaya, Jumat (1/11/2024). Foto : Vivin MC Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Minggu, 3 November 2024 | 02:02 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 190
Surabaya, InfoPublik - Perkembangan terbaru, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Jawa Timur pada Oktober 2024 mengalami penurunan sebesar -0,26%. Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim), Zulkipli saat konferensi pers di Lt.2, Ruang Vicon, Kantor BPS Jatim, Surabaya, Jumat (1/11/2024).
"Nilai Tukar Petani atau NTP Jawa Timur pada bulan Oktober 2024 mengalami penurunan sebesar -0,26 persen dibandingkan bulan September 2024. Penurunan ini dipicu oleh beberapa subsektor, yaitu subsektor Tanaman Pangan yang turun sebesar -1,03 persen, subsektor Peternakan turun -0,35 persen, dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun -0,28 persen," jelas Zulkipli.
Lebih lanjut, Zulkipli menerangkan, untuk subsektor Hortikultura saat ini sedang mengalami kenaikan sebesar 3,73 persen dan subsektor Perikanan juga naik 0,39 persen.
"Selain itu, harga gabah di tingkat petani dengan kualitas Gabah Kering Panen atau GKP, pada bulan Oktober 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen dibandingkan bulan September 2024," terangnya.
Sedangkan untuk harga gabah dengan kualitas Gabah Kering Giling (GKG), Zulkipli menjelaskan, saat ini mengalami penurunan sebesar -0,33 persen.
"Harga beras di tingkat penggilingan pada bulan Oktober 2024 secara umum mengalami kenaikan dibandingkan bulan September 2024. Beras kualitas Premium naik sebesar 0,65 persen, Medium naik 0,20 persen, sedangkan beras luar kualitas atau kualitas rendah turun sebesar -0,78 persen," jelas Zulkipli.
Di sisi lain, terkait perkembangan ekspor-impor, Zulkipli memaparkan, pada bulan September 2024 untuk ekspor Jawa Timur mengalami penurunan dibandingkan bulan Agustus 2024, namun mengalami peningkatan dibandingkan September tahun 2023.
"Penyumbang utama nilai ekspor non migas adalah emas atau perhiasan, yang pada September 2024 memberikan kontribusi sebesar 20,72 persen. Di sisi lain, nilai impor juga mengalami penurunan dibandingkan bulan Agustus 2024 dan September tahun 2023," papar Zulkipli.
"Penyumbang utama nilai impor non migas adalah kelompok mesin dan peralatan mekanis, yang pada September 2024 memberikan kontribusi sebesar 11,61 persen. Neraca perdagangan barang kembali mengalami defisit pada September 2024," sambungnya.
Tak lupa Zulkipli pun menekankan, akan pentingnya pemantauan dan analisis data statistik untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan sektor pertanian secara keseluruhan. (MC Jatim/ida-vin)