- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 27 November 2024 | 02:53 WIB
: Sarah Afifah Rizky, mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Fakultas Psikologi Unair jalani double degree di Queensland University of Technology (QUT) Australia. Foto: dok.Unair
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Sabtu, 2 November 2024 | 03:56 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 104
Surabaya, InfoPublik - Sarah Afifah Rizky, mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) kini sedang menempuh studi double degree di Queensland University of Technology (QUT) Australia. Mahasiswa Psikologi 2022 itu telah memulai studi double degree sejak Juli 2024 hingga 2026 mendatang.
“Aku mengikuti program double degree untuk mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) dari Universitas Airlangga. Di kelas IUP ada dua macam international exposure, yaitu double degree dan exchange, aku pilih yang double degree,” ujarnya.
Sarah, sapaan akrabnya, bercerita mengenai alasannya mengikuti double degree dan memilih QUT yang berada di Negeri Kanguru itu. Bagi Sarah, Australia memiliki makna istimewa baginya. Selain merupakan salah satu kampus yang bekerja sama dengan Unair, kampus QUT menempati peringkat 250 top kampus dunia berdasarkan QS World University Ranking 2025. Hal ini merupakan salah satu faktor yang Sarah pertimbangkan.
“Alasan akhirnya aku pilih untuk lanjut studi double degree di QUT, karena QUT juga termasuk salah satu kampus terbaik dunia. Aku memilih QUT karena sudah banyak alumni dari Unair juga,” dalam rilis Unair, Jumat (1/11/2024).
Selama empat bulan berada di Australia, Sarah mengaku tidak terlalu terkejut dengan perbedaan budaya yang ada. Sarah bersyukur bahwa ternyata banyak masyarakat Muslim di sekitar tempat ia berkuliah. “Alhamdulillah banyak banget orang Muslim dan orang-orang lokal di sini juga ramah banget,” katanya.
Namun, dari segi penggunaan bahasa merupakan tantangan tersendiri baginya. Meski sama-sama menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, Australia memiliki aksen yang cukup berbeda. “Agak sulit bagiku untuk mencerna percakapan pada awalnya. Namun, setelah latihan ngobrol sama teman sekelas, lama-lama makin familiar,” jelasnya.
Sebagai mahasiswa yang merantau jauh dari kampung halaman, Sarah mengaku harus pintar mengatur keuangan selama merantau. Untuk menyiasati, ia menjalani beberapa pekerjaan paruh waktu sebagai tutor matematika dan bahasa Inggris untuk siswa SMA. “Beli yang penting, bukan yang ingin,” imbuhnya.
Menjalani double degree tentu memaksa Sarah untuk belajar lebih giat dan berusaha lebih keras daripada sebelumnya.Ia memiliki impian agar ilmu yang ia miliki dapat bermanfaat. “Insyaallah aku pengin bisa nerapin sistem belajar Aussie di Indonesia, setidaknya mulai dari aku sendiri dulu, untuk bisa jadi contoh bagi orang lain,” ujarnya.
Pada akhir, dirinya mengatakan meski banyak ujian dan cobaan ketika menempuh double degree. Ia akan tetap berusaha sebaik mungkin. “Semua yang aku dapatkan di sini aku perceive sebagai pengalaman untuk terus tumbuh, belajar dan yang terpenting mengejar ridha Allah,”tambahnya. (MC Jatim/ida-mad/eyv)