- Oleh MC KOTA PADANG
- Minggu, 24 November 2024 | 04:33 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:51 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 131
Padang, InfoPublik – Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Alagamar, menerima Penghargaan Produktivitas “Siddhakarya” tingkat Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) untuk lima perusahaan kategori unggul dan berkembang.
Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas produktivitas dan kontribusi perusahaan-perusahaan di Padang dalam mendukung perekonomian daerah.
Penghargaan Siddhakarya diserahkan langsung oleh Plt. Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, melalui penyematan Pin Siddhakarya dalam acara yang berlangsung di Kota Padang, Provinsi Sumbar, pada Rabu (30/10/2024).
Lima perusahaan dari Padang yang menerima penghargaan adalah PT Statika Mitra Sarana, UMKM Tenggang Raso, dan RSIA Meditama untuk kategori unggul, serta PT Andalan Mitra Prestasi dan Perumda Padang Sejahtera Mandiri untuk kategori berkembang. Padang menjadi daerah terbanyak penerima Penghargaan Produktivitas Siddhakarya 2024, dengan lima dari sepuluh penerima penghargaan berasal dari kota ini.
Pj Wali Kota Padang, Andree Alagamar, menyampaikan apresiasi kepada para pimpinan perusahaan atas pencapaian ini. “Penghargaan ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Padang senantiasa berusaha taat aturan dan berprestasi,” ujarnya.
Andree juga berterima kasih kepada Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Padang yang telah berperan aktif dalam pembinaan perusahaan-perusahaan tersebut. “Kami akan mengirim tiga perusahaan sebagai nominasi nasional dan berharap minimal satu perusahaan dapat meraih penghargaan di tingkat nasional,” tambahnya.
Plt. Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, juga menyampaikan apresiasi kepada para bupati dan wali kota di Sumatra Barat yang turut berperan sebagai pembina Siddhakarya di daerah masing-masing. Audy menyoroti tantangan ekonomi yang dihadapi Kota Padang, terutama terkait tingginya angka pengangguran yang didorong oleh tingginya jumlah lulusan universitas. “Padang memiliki universitas terbanyak kedua setelah Medan di Sumatra, dan tiap tahun banyak lulusan baru yang menghasilkan pengangguran baru,” ujar Audy.
Ia menjelaskan bahwa sebagian besar lulusan ini bukan warga asli Padang, melainkan berasal dari berbagai daerah, termasuk luar provinsi. “Hampir setengahnya bukan ber-KTP Padang, melainkan dari provinsi lain,” lanjutnya.
Sebagai solusi terhadap tantangan ini, Audy mengusulkan agar lulusan dan angkatan kerja dibekali keterampilan untuk bekerja di luar negeri, seperti pelatihan bahasa asing. “Kita bisa melatih mereka agar bisa bekerja di negara lain seperti Korea, Jepang, atau Timur Tengah. Ini sejalan dengan budaya merantau masyarakat Minang,” jelas Audy.
Ia menambahkan bahwa tenaga kerja di luar negeri secara tidak langsung akan mendukung perekonomian daerah melalui pengiriman pendapatan kepada keluarga di kampung halaman. Pemerintah daerah pun didorong untuk bekerja sama dengan lembaga penyalur tenaga kerja ke luar negeri guna meningkatkan peluang bagi tenaga kerja lokal.
(MC Padang / Junee)