- Oleh MC KOTA PADANG
- Sabtu, 7 Desember 2024 | 07:26 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Jumat, 25 Oktober 2024 | 06:35 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 203
Padang, InfoPublik – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatra Barat secara konsisten melakukan pengecekan kesehatan terhadap awak sarana perkeretaapian (ASP) sebelum bertugas. ASP yang dimaksud meliputi Masinis, Asisten Masinis, Kondektur, Polsuska, Teknisi Kereta Api, dan Security.
“Pemeriksaan kesehatan rutin bagi ASP sangat penting dilakukan untuk memastikan setiap perjalanan kereta api berlangsung dengan selamat, aman, dan nyaman,” ujar Kahumas KAI Divre II Sumbar, M. As'ad Habibuddin, dalam keterangan persnya, Kamis (24/10/2024).
Ia menjelaskan, tes kesehatan rutin meliputi pemeriksaan anamnesis, guna memastikan kondisi fisik ASP siap bertugas dan tidak dalam keadaan sakit atau kelelahan. Selain itu, dilakukan pengecekan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, serta tes sederhana meliputi tes alkohol, tes gula darah, dan saturasi oksigen.
"Hingga September 2024, KAI Divre II Sumbar telah mengoperasikan 12.179 perjalanan kereta api, terdiri dari 7.336 KA penumpang dan 4.843 KA barang. Jumlah ini menunjukkan pentingnya menjaga konsistensi keselamatan perjalanan kereta api," jelasnya.
As’ad menambahkan, di wilayah kerja Divre II Sumbar terdapat empat stasiun yang melayani pengecekan kesehatan ASP sebelum bertugas, yaitu Stasiun Padang, Indarung, Naras, dan Kayu Tanam.
Selain pemeriksaan rutin, KAI juga melakukan medical check-up dan tes narkoba secara berkala. Hal ini sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam memastikan SDM yang kompeten, andal, dan bertanggung jawab dalam melayani pelanggan.
"Untuk memfasilitasi pelaporan potensi bahaya, KAI menyediakan platform Safety Railway Information (SRI). Platform ini memungkinkan seluruh pegawai KAI untuk melaporkan kondisi yang mencurigakan agar segera ditindaklanjuti guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," lanjutnya.
Lebih jauh, As’ad menjelaskan bahwa digitalisasi melalui SRI merupakan upaya KAI dalam meningkatkan keselamatan operasional. Dengan memanfaatkan teknologi, harapannya KAI bisa mendeteksi dan merespons potensi bahaya dengan lebih cepat dan efektif.
“SRI memungkinkan setiap pegawai melaporkan kondisi yang mencurigakan secara langsung untuk meminimalkan risiko serta mengoptimalkan keselamatan dan keamanan. Prinsip KAI adalah menempatkan keamanan dan keselamatan pelanggan serta seluruh pihak yang terlibat sebagai prioritas utama,” tutup As’ad.
(MC Padang/Marajo)