- Oleh MC KAB DEMAK
- Kamis, 21 November 2024 | 22:21 WIB
: Ribuan santri di Kabupaten Demak mengikuti upacara Hari Santri Nasional (HSN) 2024 di halaman Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Demak, Selasa (22/10/2024).
Oleh MC KAB DEMAK, Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:31 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 158
Demak, InfoPublik - Ribuan santri di Kabupaten Demak mengikuti upacara Hari Santri Nasional (HSN) 2024 di halaman Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Demak, Selasa (22/10/2024).
Hadir pada kegiatan tersebut para kyai dan alim ulama se-Kabupaten Demak, Forkopimda Kabupaten Demak, kepala perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak, serta santri se-Kabupaten Demak dan tamu undangan.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Sekda Demak Akhmad Sugiharto mengatakan, para santri, bersama para ulama dan kyai telah menyumbangkan tenaga, pikiran, bahkan nyawa demi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Resolusi jihad yang dikumandangkan para ulama pada 22 Oktober 1945 kata Akhmad, menjadi tonggak sejarah yang menggerakkan santri untuk terlibat langsung dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
"Kami segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Demak mengucapkan selamat Hari Santri Nasional. Ini adalah hari yang bersejarah untuk kita semua. Kita patut bersyukur bahwa santri memiliki tanggal teramat istimewa, yaitu 22 Oktober yang telah ditetapkan menjadi Hari Santri melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015," kata Akhmad Sugiharto membacakan amanat Plt Bupati Demak Ali Makhsun.
Karenanya ia melanjutkan, sudah selayaknya Hari Santri menjadi momentum untuk merenungi peran penting para santri dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik dalam mempertahankan kemerdekaan maupun dalam membangun peradaban yang berakhlak," lanjutnya.
Sebagaimana tema "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan", mengingatkan bahwa perjuangan para santri tidak berhenti di masa lalu. Perjuangan harus diteruskan dan diisi dengan semangat inovasi dan kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan masa kini.
Akhmad juga menyoroti bahwa di era modern seperti sekarang, tantangan bukan lagi penjajah secara fisik, tetapi perkembangan teknologi, masalah ekonomi, hingga pergeseran nilai-nilai moral di masyarakat.
“Sehingga santri dituntut untuk tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki wawasan yang luas tentang berbagai aspek kehidupan. Namun, yang terpenting para santri harus bisa menjadi suri teladan masyarakat," tutupnya. (Kominfo/Apj).