Program Sapa Ajak Masyarakat Prioritaskan Kesehatan Jiwa

: Program sapa ajak masyarakat prioritaskan kesehatan jiwa - Foto:Mc.Jatim


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 15 Oktober 2024 | 03:04 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 57


Surabaya, InfoPublik – Melalui Program Selamat Pagi (SaPa), Dinas Kesehatan Bojonegoro bersama Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bojonegoro mengajak masyarakat untuk memprioritaskan kesehatan jiwa.

Dikutip dari laman resmi Pemkab Bojonegoro hari ini, Senin, (14/10/2024), Program SaPa menghadirkan narasumber dr Utami Sanjaya, Sp. Kj., dokter spesialis kejiwaan RSUD Dr. R. Sosodoro Djati Koesoemo, dan Nina Erliana dari Pengelola Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Bojonegoro dengan tema “Saatnya Prioritaskan Kesehatan Jiwa di Sekolah dan Tempat Kerja”.

Menurut dr Utami Sanjaya, di dunia pendidikan, seorang guru diharap bisa menguasai problem solving atau pemecahan masalah untuk mengarahkan siswanya. Sebab, ada suatu kondisi agar bisa mengedepankan asertif (tegas). Agar tidak selalu menunda-nunda, fisik tidak semangat, malas masuk, mulai sensitif, mudah marah. Dan jika tidak diatasi dengan baik bisa menimbulkan gangguan jiwa.

“Dalam kesehatan itu ada gangguan emosi. Cirinya ada perubahan yang ringan-ringan. Tandanya anak malas berbicara atau menarik diri, yang paling penting kedekatan orang tua dan anak harus terjalin dengan baik,” jelasnya.

Untuk para orang dewasa, problem solving dan strategi harus dilakukan. Karena jika mencari kesibukan untuk menghindari masalah, masalah itu tidak terselesaikan. Menghadapi stres justru bisa membuat lebih kuat, dan mengatasi stres ke normal. Tapi jika stres namun tidak ada strategi penyelesaian, maka bisa memunculkan gangguan jiwa.

“Stres itu bukan suatu hal buruk, tapi membuat kita menjadi lebih kuat untuk kita belajar dari pengelaman masa lalu. Maka berusahalah untuk mencari alternatif penyelesaian masalah. Jangan segan-segan bertanya kepada orang yang menurut kita bisa memberikan solusi,”imbuhnya.

Sementara itu, Pengelola Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Bojonegoro, Nina Erliana menyampaikan data kesehatan jiwa di Bojonegoro selalu dilaporkan langsung ke Kementerian Kesehatan. Pada 2023, secara khusus Orang dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) berat atau skizofernia tercatat 2.585 orang dan psikotik akut 149 orang. Sedangkan pada tahun 2024 pada bulan Januari hingga September skizofernia sebanyak 2.624 orang, psikotik akut 164 orang.

“Dari data tersebut menyebar di masing-masing usia ada bahkan mulai dari usia anak-anak. Setiap tahun ada peningkatan jumlah kasus baru. Data itu belum termasuk depresi dan kecemasan. Harapannya, pada masyarakat agar tidak enggan untuk screening lebih awal agar lebih dulu diketahui agar bisa sharing dan belajar mengelola stres, minimal bisa menyelesaikan masalah sendiri.(MC jatim/sam/eyv)

 

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 02:27 WIB
Unusa Beri Kemudahan untuk Biaya Kuliah dan Tidak Naikkan DPP-DOP
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 02:42 WIB
Pemkot Mojokerto Aktif Edukasi tentang Pilkada 2024
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 02:50 WIB
Pj Sekdaprov Target Naikkan Indeks SPBE Pemprov Jatim 2024
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 03:02 WIB
Pjs Wali Kota Surabaya Tekankan Keamanan dan Ketertiban Jelang Pilkada
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 03:07 WIB
Serahkan 39 Sertifikat HGB, Pemkot Surabaya Beri Kepastian Hukum Pemegang Surat Ijo
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 03:09 WIB
Berjasa di Sektor Transportasi, Profesor ITS Raih Penghargaan dari Menhub