- Oleh MC KAB SLEMAN
- Kamis, 21 November 2024 | 11:14 WIB
: Taman Baca Masyarakat (TBM) Wijaya Kusuma Ngemplak mengadakan pelatihan menulis cerita cekak (cerkak) dalam bahasa Jawa, Kamis (10/10/2024).
Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:21 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 157
Sleman, InfoPublik – Sebagai upaya melestarikan dan menjaga budaya Jawa yang adiluhung, Taman Baca Masyarakat (TBM) Wijaya Kusuma Ngemplak mengadakan pelatihan menulis cerita cekak (cerkak) dalam bahasa Jawa, Kamis (10/10/2024). Sastrawan dan novelis Budi Sarjono mengungkapkan, dibutuhkan kejelian dan bahkan survey yang matang untuk menulis cerkak.
Cerkak merupakan tulisan yang pendek kurang lebih 700 kata. Budi Sarjono yang dihadirkan sebagai narasumber menyebut, pemilihan tema, judul dan paragraf awal atau pembuka harus menarik minat pembaca untuk terus membaca sampai akhir cerita.
"Dibutuhkan kejelian dan survei yang matang bagi penulis untuk menyajikan tulisan selalu menarik," beber Budi di Ngemplak, Kabupaten Sleman.
Dikatakan Budi, banyak kegiatan sehari-hari yang dapat ditulis sebagai cerkak. Namun ada beberapa hal yang sebaiknya diketahui oleh para penulis ketika akan membuat sebuah tulisan ataupun cerkak.
Pertama lanjutnya, harus ada ide atau gagasan. Kemudian mempunyai plot atau alur rangkaian cerita. Selanjutnya harus ada tokoh atau parogo. Disusul penentuan tokoh cukup dua sampai tiga tokoh. "Yang penting adalah penentuan karakter tokoh tersebut untuk menciptakan konflik," tegas Budi.
Budi menekankan, sebuah cerkak sebaiknya mengandung pesan moral yang disampaikan untuk pembaca. Namun pesan tersebut tidak boleh menggurui. Tidak kalah penting adalah penutup untuk mengakhiri cerita. Penutup cerita bisa diakhiri dengan bahagia, sedih atau terbuka. “Artinya terbuka pembaca bisa menafsirkan sendiri atau menjadi sebuah pertanyaan yang menimbul banyak permasalahan baru,” ucapnya.
Namun pada prinsipnya penulis harus terus belajar tentang kata dialek dan kesukuan. "Bahasa Jawa itu rumit, penulisan dan pengucapan bisa beda, satu kata beda lokasi daerah bisa jadi artinya berbeda. Terus belajar untuk menjadi penulis andal," imbuh Budi.
Sementara Ketua TBM Wijaya Kusuma Hastuti Seryaningrum mengatakan, program pelatihan tersebut dibiayai oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui pengajuan proposal kegiatan.
Ia berharap setelah pelatihan, peserta bisa menulis cerkak dengan baik dan nantinya akan dibentuk sebuah komunitas budaya. "Pada pelatihan kali ini diharapkan setiap peserta membuat cerkak yang akan dibukukan," sambungnya. (Kusnadi / KIM Berbah)