- Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 00:55 WIB
: Sebagian peserta lokakarya penulisan esai tentang kebudayaan Gorontalo. (Foto: Biota)
Oleh MC PROV GORONTALO, Sabtu, 5 Oktober 2024 | 18:03 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 258
Kota Gorontalo, InfoPublik – Puluhan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi mengikuti lokakarya penulisan esai tentang kebudayaan Gorontalo di Kota Gorontalo, Jumat (4/10/2024). Para peserta berasal dari Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Bina Taruna (Unbita), dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo.
Lokakarya ini dilaksanakan oleh Perkumpulan Biodiversitas Negeri Gorontalo (Biota) yang bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra serta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ketua Biota, Denny H. Mano, dalam kata sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya penguatan literasi kebudayaan Gorontalo bagi para mahasiswa. “Output kegiatan ini adalah minimal sebuah tulisan dari setiap peserta yang nantinya kami akan terbitkan dalam sebuah antologi kebudayaan Gorontalo,” ungkap Denny.
Pada lokakarya ini, para peserta mendapat suguhan materi dari dua pembicara, yaitu Erik P. Yohanes Ambarmoko selaku Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Gorontalo yang juga anggota Tim Ahli Cagar Budaya, dan Rosyid Azhar yang merupakan pegiat budaya sekaligus jurnalis. Para narasumber ini memaparkan topik pengenalan dan cara menulis esai, serta kebudayaan Gorontalo.
“Kami mengapresiasi lokakarya ini, telah memberi penguatan pada mahasiswa terutama softskill kepenulisan esai dan kebudayaan,” tutur Dewi Sartika T. Zees, Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah Universitas Bina Taruna.
Apresiasi juga datang dari Ikraeni Safitri, pengajar di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo. Menurutnya, lokakarya ini memberi bekal keterampilan kemampuan menulis esai dan pengetahuan tentang kebudayaan Gorontalo yang mulai dilupakan.
“Di Kota Gorontalo saja sudah jarang terdengar orang bercakap-cakap menggunakan bahasa lokal, padahal bahasa adalah salah satu dari tujuh unsur budaya,” ujar Ikraeni.
Ikraeni berharap melalui lokakarya ini para mahasiswa sebagai bagian kaum muda terpelajar bisa tergugah untuk meningkatkan wawasan tentang arti pentingnya pemahaman dan pengembangan kebudayaan Gorontalo melalui kegiatan tulis-menulis ini. (mcgorontaloprov)