Fluktuasi Data Kesejahteraan Sosial di Bengkulu: 9.800 Warga Masih Antri Masuk DTKS

: Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Sahat Situmorang, pada Jumat (20/9/2024). Jumlah warga Kota Bengkulu yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) saat ini dikatakannya mencapai lebih dari 151 ribu orang. Sementara itu, sebanyak 9.800 warga lainnya sedang mengantri untuk dapat masuk ke dalam daftar ini.


Oleh MC KOTA BENGKULU, Jumat, 20 September 2024 | 10:05 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 64


Bengkulu,InfoPublik - Jumlah warga Kota Bengkulu yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) saat ini mencapai lebih dari 151 ribu orang. Sementara itu, sebanyak 9.800 warga lainnya sedang mengantri untuk dapat masuk ke dalam daftar ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Sahat Situmorang, pada Jumat (20/9/2024).

Sahat menjelaskan bahwa jumlah warga yang terdaftar dalam DTKS bersifat fluktuatif dan dapat berubah sewaktu-waktu. Pemutakhiran data secara rutin dilakukan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memastikan bahwa hanya warga yang memenuhi syarat kesejahteraan yang tercatat dalam DTKS.

"Jumlah DTKS di Bengkulu saat ini mencapai lebih dari 151 ribu, namun ini sifatnya fluktuatif. Pemutakhiran data terus dilakukan, sehingga warga yang sudah dianggap tidak lagi tergolong miskin, telah meninggal dunia, atau pindah dari Kota Bengkulu akan dikeluarkan dari DTKS," jelas Sahat.

Sahat juga menambahkan bahwa tren penurunan jumlah warga yang terdaftar dalam DTKS ini terjadi karena adanya pemutakhiran data yang dilakukan secara berkala. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya warga baru yang mengajukan diri untuk dimasukkan ke DTKS.

"Tren menurun ini memang sudah terlihat karena ada banyak warga yang dikeluarkan dari DTKS, tapi di sisi lain, ada juga yang mengantri untuk masuk, dan saat ini jumlahnya mencapai 9.800 orang," ujarnya.

Menurut Sahat, tingginya jumlah antrian warga yang ingin masuk ke DTKS disebabkan oleh pola migrasi penduduk yang dinamis. Banyak warga dari luar daerah yang datang ke Bengkulu dan langsung mendaftarkan diri melalui Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial–Next Generation (SIKS-NG) untuk mendapatkan bantuan sosial.

"Pola perpindahan penduduk yang tidak terbendung membuat antrian masuk DTKS menumpuk. Warga yang datang ke Kota Bengkulu langsung mengajukan diri untuk dimasukkan ke DTKS, dan saat ini antriannya mencapai 9.800 orang," jelasnya.

Setelah seorang warga berhasil masuk ke dalam DTKS, Dinas Sosial akan melakukan penilaian lebih lanjut untuk menentukan jenis bantuan sosial yang sesuai, apakah itu Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), atau jenis bantuan lainnya.

"Setelah warga terdaftar di DTKS, barulah kita evaluasi jenis bantuan sosial apa yang tepat untuk mereka, apakah itu PKH, BPNT, atau program lainnya," ungkap Sahat.

DTKS sendiri merupakan data rujukan penting yang digunakan oleh pemerintah dalam menyalurkan berbagai program bantuan sosial. Dengan data yang terus diperbarui, diharapkan penyaluran bantuan sosial dapat lebih tepat sasaran dan menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

(**)