BPBD Riau Perkuat Pengawasan Karhutla dengan Dukungan Masyarakat dan Aplikasi Teknologi

:


Oleh MC PROV RIAU, Kamis, 12 September 2024 | 07:19 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 178


Pekanbaru, InfoPublik – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau meluncurkan inisiatif baru untuk memperkuat penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan melibatkan masyarakat desa secara aktif.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan dan respons terhadap Karhutla, yang sering terjadi di wilayah tersebut.

"Kami memberikan pelatihan dan keterampilan kepada masyarakat desa. Selain itu, mereka juga berperan dalam sosialisasi pencegahan Karhutla dan ikut serta dalam patroli," kata Kepala BPBD Riau, M. Edy Afrizal, melalui keterangan pers pada Rabu (11/9/2024).

Melalui program yang dinamakan 'Desa Tangguh Bencana', warga desa dilatih dan diberi pengetahuan terkait pencegahan dan penanggulangan Karhutla. Mereka juga memanfaatkan aplikasi Sipakar, yang memungkinkan masyarakat melaporkan kebakaran secara cepat melalui pengiriman foto dan informasi lokasi.

Edy menjelaskan bahwa masyarakat desa dapat menangani kebakaran kecil secara langsung, sementara kebakaran yang lebih besar akan ditangani oleh BPBD dengan bantuan petugas darat dan udara.

"Jika apinya kecil, masyarakat dapat memadamkan sendiri. Namun, untuk kebakaran yang lebih besar, kami akan menurunkan petugas dan menggunakan helikopter untuk water bombing," tambah Edy.

Meskipun sebagian wilayah Riau sudah memasuki musim hujan, beberapa daerah masih mengalami kekurangan curah hujan, sehingga potensi Karhutla tetap tinggi. Saat ini, kebakaran masih terjadi di wilayah selatan Riau, termasuk Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Pelalawan.

"Kami masih memantau beberapa titik api di daerah seperti Pelalawan, Kuala Cenaku, dan Keritang," ungkapnya. BPBD Riau bersama petugas terus melakukan pemadaman dengan bantuan helikopter, serta memantau situasi secara berkala.

Sebagai bagian dari upaya mitigasi, BPBD Riau memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, Manggala Agni, perusahaan, dan masyarakat.

"Riau memiliki dua musim kemarau, sehingga kami menetapkan status siaga Karhutla lebih awal untuk memastikan koordinasi yang baik antara semua pihak," kata Edy.

Pemantauan kebakaran juga dilakukan melalui berbagai aplikasi, termasuk dashboard Lancang Kuning dari Polda Riau, sistem Sipakar dari Pemprov Riau, Sipongi dari Kementerian LHK, dan data dari BMKG.

"Kami mengintegrasikan semua data dari aplikasi ini untuk memastikan informasi yang akurat dan meningkatkan koordinasi di lapangan," tutup Edy.

(Mediacenter Riau/sa)

 

Berita Terkait Lainnya