- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 16 November 2024 | 08:39 WIB
: Pj.Bupati Maluku Tenggara bersama Pj.Ketua TP.PKK ziarah di makam Nen Dit Sakmas. Foto : Rikhard/Mc.Malra
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Minggu, 8 September 2024 | 05:17 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 414
Langgur, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) memperingati Hari Nen Dit Sakmas melalui kegiatan ziarah, Sabtu (7/9/2024).
Ziarah dimulai dari makam Rat Ohoi Vuur Desa Letvuan kemudian berlanjut ke Makam Nen Dit Sakmas di Desa Semawi.
Penjabat Bupati Malra Jasmono mengatakan nilai luhur yang dicetuskan berdasarkan warisan sejarah, telah menjadi gambaran sikap dan perilaku berbudaya.
Sikap dan perilaku yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam sejarah peradaban masyarakat Kei.
“Ini adalah kebanggaan, dan sekaligus kekayaan yang harus terus diingat, diturunkan lintas generasi, diperingati dan dirayakan sebagai identitas. Menjadi gambaran tata perilaku yang menjadi cerminan tingginya peradaban,” kata Pj Bupati Maluku Tenggara Jasmono di Aula Kantor Bupati, Sabtu (7/9/2024).
Perayaan ini dimaknai khusus sebagai upaya pelestarian warisan budaya. Melalui perayaan ini, akan membantu menjaga tradisi adat istiadat dan nilai-nilai budaya agar tidak hilang tergerus zaman
Menurutnya, perayaan hari Nen Dit Sakmas harus pula dimaknai sebagai sarana penguatan identitas. Yaitu, memperkuat rasa memiliki dan kebanggaan masyarakat Kei terhadap budaya lokal Kei yang kaya, sarat akan makna, sarat akan pesan-pesan bijak, serta memiliki nilai filosofi yang tinggi.
Hari Nen Dit Sakmas dapat diaplikasikan sebagai sarana pembelajaran bagi generasi muda tentang sejarah dan budaya Kei. Menjadi ruang dialog antargenerasi, yang memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan budaya lintas generasi.
Selain itu, dengan informasi budaya yang komprehensif, maka akan terwujud kreativitas generasi muda dalam melestarikan, menginterpretasi-kan, serta mengamalkan nilai-nilai luhur budaya.
Perayaan ini juga menjadi sarana untuk pengembangan pariwisata budaya. Peringatan Hari Nen Dit Sakmas, dapat dikemas menjadi daya tarik wisata yang mendukung ekonomi lokal.
“Menjadi sarana diplomasi budaya, yaitu memperkenalkan kekayaan budaya lokal Kei kepada masyarakat luas,”imbuhnya.
Dalam kaitan dengan dinamika sosial masyarakat dewasa ini. Serta dalam masa-masa menjelang Pilkada Tahun 2024, maka satu hal yang patut menjadi perhatian, dan menjadi pemaknaan khusus dari perayaan peringatan Hari Nen Dit Sakmas adalah, penguatan Kohesi Sosial. Momentum kebersamaan dalam merayakan warisan sejarah budaya, diharapkan memperkuat ikatan sosial di dalam masyarakat.
Bersama-sama memperkuat identitas kolektif. Yaitu, memperkuat rasa memiliki satu sama lain. Meningkatkan persatuan dan kesatuan dalam bingkai hubungan kekeluargaan. Dipersatukan dalam budaya bersama, untuk meningkatkan solidaritas dan soliditas masyarakat.
Budaya adalah identitas, sehingga budaya mampu mempersatukan. Kita bersatu untuk melahirkan hal-hal positif bagi kemajuan daerah dan masyarakat.
Jasmono berpesan,menjelang Pilkada Serentak 2024, tentu akan ada gejolak dan gesekan sebagai bagian dari terlaksananya demokrasi.
Namun di atas semuanya itu, pemerintah daerah, aparat keamanan, penyelenggara pilkada, kelembagaan masyarakat dan seluruh warga masyarakat harus menempatkan semangat persatuan, kekeluargaan dan kebersamaan di atas segalanya.
Pilihan politik boleh berbeda, tetapi hubungan kekerabatan harus tetap dipelihara. Momen pilkada hanya sebantar, tetapi kebersamaan dan kekeluargaan akan berlangsung selamanya.
Pesan dari Yang Termulia Bapak Paus Fransiskus dalam kunjungan di Indonesia beberapa hari lalu, Indonesia adalah negara yang kaya, jangan kita miskinan negara ini dengan perbedaaan yang memecah belah. Perbedaaan adalah anugerah untuk mewujudkan harmoni bagi kehidupan. (MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun/Eyv).