- Oleh MC KAB SLEMAN
- Kamis, 21 November 2024 | 11:14 WIB
: Sekolah Air Hujan Banyu Bening menggandeng Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ngaglik I menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis bagi tokoh masyarakat yang berlangsung di Ruang Pertemuan Komunitas Banyu Bening, Dusun Tempursari, Kalurahan Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Sabtu (31/8/2024).
Oleh MC KAB SLEMAN, Senin, 2 September 2024 | 15:49 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 165
Sleman, InfoPublik - Menyongsong ritual tahunan Kenduri Banyu Udan ke-9 dan meningkatkan pemahaman serta kemampuan penerapan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), Sekolah Air Hujan Banyu Bening menggandeng Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ngaglik I menggelar bimbingan teknis (bimtek) bagi tokoh masyarakat, pada Sabtu 31 Agustus 2024.
Kegiatan yang mengangkat tema ‘peran media dalam penyebarluasan informasi mengenai pengelolaan air minum yang sehat’ tersebut dihadiri Ketua Komunitas Banyu Bening Sri Wahyuningsih dan berbagai elemen masyarakat antara lain kepala padukuhan, ketua rukun warga, serta tokoh masyarakat. Mereka menerima materi pelatihan dari Amilda Utami selaku Kepala Sanitarian Puskesmas Ngaglik I.
Dalam paparannya Amilda menyampaikan perlunya pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter bagi masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan demi menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.
“Pelibatan tokoh masyarakat dalam penyusunan strategi dan rencana aksi yang efektif untuk mengimplementasikan program STBM sangat diperlukan pada komunitas masing-masing,” tegasnya di Ruang Pertemuan Komunitas Banyu Bening, Dusun Tempursari, Kalurahan Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Menurut Amilda, ada lima pilar STBM yang memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari risiko penyakit, diantaranya tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan dengan air dan menggunakan sabun, mengolah air minum yang aman, mengelola sampah rumah tangga, serta mengelola limbah cair rumah tangga.
Kelima pilar tersebut bekerja secara sinergis untuk membangun kesadaran dan praktik sanitasi yang baik di lingkungan masyarakat. Apabila diterapkan secara efektif maka diharapkan dapat menurunkan angka penyakit menular dan meningkatkan kualitas kesehatan serta lingkungan hidup masyarakat.
Lebih lanjut, Sri Wahyuningsih selaku Ketua Komunitas Banyu Bening mengatakan bahwa selain edukasi, diperlukan peran dari media informasi dalam meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu kritis terkait air minum. Melalui penyebaran informasi yang memuat kasus-kasus kontaminasi air, kekeringan, maupun masalah akses air bersih di berbagai wilayah maka dapat membantu membangkitkan perhatian publik terhadap pentingnya menjaga sumber air dan praktik pengelolaan air yang baik.
Media informasi dapat menyebarluaskan teknologi pengolahan air minum yang inovatif dan dapat diakses oleh masyarakat luas seperti yang dilakukan oleh Komunitas Banyu Bening yang telah memanfaatkan air hujan sebagai air minum yang menyehatkan demi meningkatkan kualitas air minumnya untuk kesehatan masyarakat.
“Kesadaran yang dibangun melalui media informasi ini seringkali mendorong masyarakat untuk lebih bertanggung jawab dalam penggunaan dan pengelolaan air,” terangnya. (Adnan Nurjahjo|KIM Pararta Guna Kapanewon Gamping)