- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Minggu, 24 November 2024 | 03:27 WIB
: Pj.Bupati dan Sekda Malra menggunting pita sebagai tanda peluncuran inovasi Inovasi It Mayek Besa. Foto :Adolof Labetubun
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Sabtu, 24 Agustus 2024 | 10:55 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 339
Langgur,InfoPublik - Penjabat Bupati Maluku Tenggara (Malra) Jasmono, meluncurkan program inovasi Implementasi Model Pelayanan Kesehatan Bergerak (It Mayek Besa) di di Ohoi (Desa) Wer Frawav Pulau Kei Besar, Kamis (22/8/2024).
Peluncuran Inovasi It Mayek Besa dan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) Kabupaten Malra di desa setempat ditandai dengan pelepasan balon gas secara bersama oleh Jasmono dan Pj.Sekda Malra Nico Ubro.
Inovasi It Mayek Besa yang diajukan Reformer Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) XI BPSDM Provinsi Maluku,Ahmad Ingratubun sebagai proyek perubahan yang akan dilaksanakan di Malra.
“Meskipun Malra telah memiliki 21 puskesmas dan dua Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang telah tersebar di 11 wilayah Kecamatan, namun kondisi geografis wilayah Malra sehingga masih terdapat beberapa desa yang hingga saat ini belum bisa dijangkau” kata,Admad Ingratubun di Wer Frawav Pulau Kei Besar, Kamis (22/8/2024).
Penyebabnya adalah kondisi cuaca alam yang ekstrem dan tidak tersedianya sarana transportasi yang aman dengan biaya yang terjangkau.
Kondisi ini berdampak pada terbatasnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang pada ahirnya meningkatkan risiko munculnya berbagai masalah kesehatan dan mengakibatkan tingginya angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) di masyarakat.
Menurut Ahmad, terbatasnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar mengakibatkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular, penyakit tidak menular, masalah kesehatan ibu dan anak serta berbagai masalah kesehatan dasar lainnya masih ditemukan dengan nilai yang relative tinggi.
Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara 2023 diketahui jumlah penderita Tb sebanyak 306 orang dengan angka kematian mencapai 4,5 persen, jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 3.760 orang dengan angka kematian sebesar 2,6 persen, jumlah penderita hipertensi sebanyak 11.312 orang dengan angka kematian 2,3 persen, dan jumlah penderita Diabetes Melitus sebanyak 775 orang dengan angka kematian 0,4 persen.
Selain penyakit menular dan peyakit tidak menular, masalah kesehatan ibu dan anak juga menjadi fokus perhatian dalam penanggulangannya.
“Pada 2023, prevalensi stunting sebesar 16%, prevalensi balita gizi buruk sebesar 0,2 persen, Angka Kematian Ibu 308/100.000 KH, Angka Kemtian Bayi 18/1.000 KH dan Angka Kematian Balita 1/1.000 KH”imbuhnya.
Salah satu penyebab tingginya masalah kesehatan di Malra adalah terbatasnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesialistik akibat kondisi geografis wilayah dan keterbatasan sumber daya manusia kesehatan.
Kondisi ini diperberat oleh keterbatasan sarana dan prasarana penunjang diagnosis dan tingginya biaya untuk pelayanan rujukan. Analisis ini didasarkan pada sebaran kasus yang lebih didominasi pada puskesmas yang berada diwilayah terpencil dan sangat terpencil.
Bersamaan dengan itu,Plt Kepala Dinas Kesehatan Malra Muchsin Rahayaan,mengapresiasi gagasan inovasi yang diajukan Reformer PKA XI BPSDM Provinsi Maluku,Admad Ingratubun.
Sebagai kepala dinas,dirinya akan memberikan dukungan untuk keberlanjutan program Inovasi It Mayek Besa dalam bentuk penyediaan anggaran dan sumber daya manusia.
“Saya berharap inovasi ini tidak hanya sekedar untuk memenuhi kurikulum PKA XI BPSDM Provinsi Maluku. Inovasi ini harus dikembangkan untuk lokus-lokus lain di Malra dalam upaya mendekatkan akses meningkatkan kualitas kesehatan,”pesan Rahayaan.
Sementara itu,Pj.Bupati Malra Jasmono mengatakan PKB adalah pelayanan yang dilaksanakan oleh kesehatan dan non kesehatan untuk meningkatkan akses dan ketersediaan pelayanan di daerah terpencil/sangat terpencil yang tidak memiliki fasilitas kesehatan.Hal itu termasuk daerah yang tidak mendapat pelayanan kesehatan.
PKB hadir untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan terutama yang menjadi isu strategis daerah antara lain stunting,kematian ibu dan bayi,gizi buruk dan masalah kesehatan lainnya yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. (MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun/Eyv).