:
Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Rabu, 21 Agustus 2024 | 10:30 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 94
Banjarbaru, InfoPublik - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Raudatul Jannah (Acil Odah) akan terus memberikan dukungan kepada perajin sasirangan untuk bisa meningkatkan daya saing produknya.
“Hari ini, kita sudah membuktikan dari pembentangan kain sasirangan yang telah memecahkan rekor MURI terbentang sepanjang 6.008 meter dengan 107 motif dan ini hasil yang luar bisa sehingga sasirangan bisa dikenal luas secara nasional,” kata Raudatul usai pembukaan Meratus Geopark Great Culture Carnival dalam Rangka Hari Jadi ke-74 Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang dirangkai juga dengan Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XIV, di kawasan Perkantoran Gubernur Kalsel, Selasa (20/8/2024).
Raudatul juga mengapresiasi kepada para perajin yang telah membumikan sasirangan dari proses awal menjelujur hingga dengan pewarna alaminya.
Dekranasda Provinsi Kalsel, lanjut Raudatul, memang terus memberikan dukungan kepada perajin dalam peningkatan desain sasirangan yang bernilai ekonomi tinggi.
“Kita ingin produk unggulan daerah bisa lebih bersaing dengan daerah lainnya, terutama bisa ekspor agar para perajin produk sasirangan bisa meningkat dari segi pendapatannya,” ujarnya.
Menurutnya, pakaian produk sasirangan atau fashion desainer telah banyak diminati pasar lokal dan internasional karena pakaian jadi sasirangan di nilai lebih menarik dibandingkan bahan kainnya saja.
“Potongan kain sasirangan di jual masih dengan harga tidak terlalu tinggi dan untuk bahan jadi, seperti pakaian bisa di jual dengan harga tinggi sehingga dalam pemenuhan permintaan pasar, para perajin lebih banyak diminta untuk membuat produk jadi sasirangan,”tuturnya.
Diketahui, sasirangan Kalsel telah resmi terdaftar sebagai produk indikasi geografis sehingga tidak akan bisa diklaim oleh provinsi lainnya.
Sertifikat indikasi geografis diberikan kepada kelompok masyarakat yang telah membuktikan bahwa sasirangan itu dulunya diolah masyarakat Banjar sehingga banyak keuntungan yang didapatkan, seperti meningkatkan perekonomian dan daya saing produknya. (MC Kalsel/Ar/YIN/Eyv)