Festival Kie Raha 2024, Upaya Pelestarian Budaya dan Warisan Jalur Rempah di Maluku Utara

: Penjabat (Pj) Sekprov Maluku Utara, Abubakar Abdullah (tengah) didampingi Ketua Panitia HUT ke-79 RI, Zen Kasim saat membuka Festival Kie Raha 2024 di Sofifi, Rabu (14/8/2024). Dok: Biro Adpim Setda Pemprov


Oleh MC KOTA TIDORE, Jumat, 16 Agustus 2024 | 14:00 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 168


Sofifi, InfoPublik - Pelestarian warisan budaya lokal merupakan langkah penting dalam menjaga identitas dan jati diri suatu masyarakat. Budaya lokal mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, dan sejarah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan suatu kelompok.

Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Festival Kie Raha (FKR) 2024, yang mengusung tema "Rempah Kie Raha, Jalan Kebudayaan." Festival ini bertujuan untuk memperkuat konektivitas ekosistem budaya melalui jalur rempah.

Festival Kie Raha 2024 yang berlangsung selama tiga hari, 14-16 Agustus 2024, dipusatkan di Bundaran Maluku Utara. Pada pembukaan acara, Rabu (14/8/2024), Penjabat Sekretaris Provinsi Maluku Utara, Abubakar Abdullah, secara simbolis melepas peserta karnaval yang memulai perjalanan dari Bundaran Maluku Utara menuju Kawasan Ekonomi Kreatif UMKM Sofifi sebagai titik akhir.

Acara ini diikuti dengan antusias oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Kesultanan Ternate, Kesultanan Bacan, Kesultanan Jailolo, dan Kesultanan Tidore, serta komunitas budaya, sanggar seni, sastra, dan para pelajar.

Ratusan peserta menampilkan berbagai kreativitas seni dan budaya di hadapan Pj Sekprov dan anggota Forkompimda yang duduk di panggung kehormatan.

Festival Kie Raha 2024 mencakup enam kegiatan utama, yaitu Pertunjukan Seni dan Cipta Sastra Daerah dengan tema "Rempahku dalam Balutan Kreativitas Anak Negeri," Pameran Warisan Budaya dengan tema "Merawat Warisan Budaya, Merawat Anak Cucu," dan Seminar Jalur Rempah dengan tema "Jalur Rempah Nusantara dan Maluku Utara,".

Kemudian, Workshop Tata Kelola Festival dengan tema "Festival Jalur Rempah dari Masa ke Masa," Workshop Perlindungan Warisan Budaya dengan tema "Jalur Rempah dan Warisan Budaya," serta City Tour bertema "Cagar Budaya dalam Genggaman Milenial."

Parade ini tidak hanya menampilkan tarian yang memikat, tetapi juga berbagai kostum dan aksesori warna-warni yang unik dan menarik perhatian, menjadikan festival ini sebagai ajang pelestarian budaya yang hidup.

Pj Sekprov, Abubakar Abdullah, menjelaskan bahwa Festival Kie Raha 2024 tidak hanya bertujuan untuk mengenang kejayaan masa lalu Maluku Utara, tetapi juga sebagai upaya memperkenalkan jalur rempah sebagai bagian penting dari kebudayaan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan.

"Melalui festival ini, kita mengenang kembali kisah sejarah yang menunjukkan bahwa Maluku Utara pernah mengalami kejayaan di masa lalu berkat kekayaan rempah-rempahnya," ungkapnya. (Ss/MC Tidore)

 

Berita Terkait Lainnya