Inisiator Rumah Singgah Hanarun Malra Terpilih Sebagai Nakes Teladan Tingkat Nasional 2024

: Aktivitas di rumah singgah hanarun Desa Debut Maluku Tenggara. Foto : Nela Matmey/Mc.Malra


Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Sabtu, 10 Agustus 2024 | 08:59 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 1K


Langgur,InfoPublik - Dokter muda Joestiantho Laurenz Kilmanun salah seorang inisiator pendiri rumah singgah Hanarun di Desa Debut Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) ditetapkan sebagai tenaga kesehatan (Nakes) teladan tingkat nasional 2024.

“Rumah singgah Hanarun dibentuk atas dasar keterpanggilan tim inisiator dalam upaya mengoptimalkan penanggulangan stunting, gizi kurang, ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis dan anak dengan HIV di wilayah kerja Puskesmas Debut,”kata Kilmanun,Sabtu (10/8/2024).

Pembentukan rumah singgah Hanarun berawal dari tim inisiator antara lain Bidan Petronela Matmey, Ahli gizi Mychelin Melatunan dan dr.Laurenz Kilmanun.

Idenya dengan memberikan intervensi gizi secara intensif dengan memanfaatkan pangan lokal, pemanfaatan gedung terbengkalai,pemanfaatan lahan kosong untuk tanaman hidroponik sekaligus tempat edukasi.

Melibatkan dan memberdayakan peran aktif kader, masyarakat ohoi (desa) dan kerjasama dengan pemerintah ohoi dan pemerintah daerah.

“Secara fisik bangunan, proses pembangunan rumah singgah Hanarun mulai direnovasi awal Pebruari 2023. Sedangkan pelayanan operasionalnya dimulai pada medio 2023,”katanya.

Renovasi bangunan dinilai cukup cepat karena semua pihak terlibat dalam proses pembangunan rumah singgah Hanarun.

Semua orang dan organisasi di Desa Debut seperti para kader Puskesmas,  anak-anak, pemuda, tokoh masyarakat dan para kepala ohoi merasa bagian dari rumah singgah Hanarun, sehingga tergerak memberikan bantuan untuk penyelesaian  pembangunan gedung.

“Tim inisiator dan petugas puskesmas sangat terharu saat melihat bantuan dan dukungan yang begitu besar dalam upaya penyelesaian bangunan rumah singgah Hanarun,”imbuhnya.

Rumah Singgah Hanarun merupakan pilot project (proyek percontohan). Pengembangan terus dilakukan untuk menyempurnakan pelayanan dalam Rumah Singgah Hanarun. Pihaknya senantiasa membuka peluang kerjasama dengan akademisi untuk dilakukan penelitian dalam rangka evaluasi pelayanan dan rencana pengembangan selanjutnya.

Selain itu karena Rumah Singgah Hanarun sekarang sudah dijadikan sebagai Inovasi Kabupaten Maluku Tenggara sehingga senantiasa diberikan masukan dan monitoring dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara.

Pelayanan rumah singgah Hanarun, awalnya dimulai pada wilayah kerja Puskesmas Debut antara lain Ohoi Rumadian, Debut dan Ohoiluk. Namun kami senantiasa membuka peluang untuk menerima rujukan dari Ohoi-Ohoi lain yang berada di Kecamatan Manyeuw dan Hoat Sorbay.

Selain Dokter, bidan dan ahli gizi. Rumah Singgah Hanarun juga memiliki empat orang kader yang memiliki tugas sebagai tata boga, antropometri dan kader stimulasi.

Semua kader telah dilatih oleh tim rumah singgah Hanarun Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara.

“Terlepas dari empat kader yang ada di rumah singgah Hanarun, kami juga memiliki kader-kader di Ohoi Debut yang selama ini bersama-sama dengan kami sejak awal pembentukan rumah singgah,”katanya.

Beberapa fasilitas yang kami miliki antara lain Kantor untuk penyimpanan administrasi,  Ruangan pertemun untuk sosialisasi dan edukasi,ruangan perawatan yang nyaman dan memadai, ruangan bermain dan baca bagi anak untuk stimulasi tumbuh kembang anak.

Ruangan pantri untuk penyimpanan alat dan makanan, ruangan makan, dapur untuk pengelolan makanan, antropometri kit, kamar mandi dan wc yang layak pakai, lahan hidroponik dan fasilitas penunjang lain seperti media sosialisasi dan edukasi (TV dan Internet)

Dokter Joestianto Laurenz Kilmanun menjelaskan,pihaknya memberikan intervensi gizi secara intensif dengan mengutamakan pangan lokal. Semua berpedoman dari panduan Kementrian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara.

Sedangkan Standard Operating Procedure (SOP) lama intervensi anak stunting adalah 90 hari,ibu hamil dengan energi kronis  120 hari dan anak dengan gizi kurang  90 hari.

Dia mengakui, sejak awal pendirian rumah singgah Hanarun, tim inisiator terkendala dengan biaya.

“awalnya kami memulai dengan swadaya mandiri, kemudian mencari melalui fundraising dan donator sampai akhirnya mendapat bantuan dana APBD Malra. untuk saat ini terkendala karena orang tua anak kadang terlambat dan sesekali lalai membawa anaknya kerumah singgah dengan alasan tertentu,”jelasnya.

Namun demikian, pihaknya telah melakukan antisipasi dengan cara melakukan kunjungan langsung dari rumah ke rumah pasien (door to door service). Tujuannya agar tidak kehilangan hari intervensi.

Selanjutnya, kronologis dirinya terpilihnya sebagai Named Teladan Tingkat Nasional 2024, Kilmanun menuturkan, awalnya inovasi rumah singgah hanarun ingin dimasukan sebagai inovasi kelompok, karena secara pribadi dia menyadari inovasi itu bukan karena upaya saya sendiri.

“Saya menyadari sungguh bahwa sampai di tahap nasional karena proses dukungan berbagai pihak. Namun karena diminta hanya 1 orang yang mewakili, maka saya yang ditugaskan untuk mewakili Rumah Singgah Hanarun dalam kriteria Inovasi”ungkapnya.

Selanjutnya kami tim inisiator menyiapkan pemberkasan. Pada tahapan pemberkasan  menurut tim penilai kami memiliki nilai yang baik karena melibatkan berbagai lintas sektor.

Kemudian, mengikuti tahapan wawancara yang semakin menambah nilai kami sehingga tim penilai yang terdiri dari Kemendikbud dan Kemenkes melakukan visitasi di Rumah Singgah Hanarun Debut.

Dokter Joestiantho Laurenz Kilmanun mewakili tim inisiator mengapresiasi dukungan Pemerintah Daerah,Donatur dan semua pihak yang sejak awal hingga saat ini membantu pelayanan rumah singgah hanarun.

“Kami tim inisiator menyampaikan terima kasih kepada Pj.Bupati Malra,pimpinan dan anggota DPRD,Pj.Sekda,Plt.Kadis Kesehatan yang telah memberikan dukungan dan perhatian. Terima kasih untuk testimoni yang baik sehingga telah menambah perolehan nilai.Prestasi ini kami persembahkan untuk rakyat Maluku Tenggara,”tambahnya.

Bersamaan dengan itu, Bidan Nela Matmey mengatakan,inisiativ pembangunan rumah singgah hanarun berawal dari panggilan hati nurani untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Dirinya terpanggil untuk melayani dengan tulus tanpa ada pikiran bahwa kelak inovasi ini akan mendapat apresiasi di tingkat nasional. Puji Tuhan, ini kesuksesan kita semua. Prestasi ini kami dedikasikan untuk anak-anak di pulau Kei, khususnya di Maluku Tenggara,”jelasnya.

Untuk diketahui, dua Nakes Kabupaten Maluku Tenggara berhasil meraih prestasi teladan tingkat nasional 2024. Mereka antara lain dr.Joestiantho Laurenz Kilmanun dengan inovasi rumah singgah hanarun dan Obednego Ngabalin melalui inovasi Post Anesthesia Care Unit (PACU) yang diterapkan di RSUD Karel Sadsuitubun Malra.

Hanarun juga menekankan dalam Bahasa Kei memiliki makna cantik, indah, baik, menawan dan menyejukan.(MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun/Eyv).

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB BANGKALAN
  • Senin, 9 September 2024 | 15:15 WIB
Pj Bupati Sampaikan Capaian Bangkalan dalam Evaluasi Triwulan di Kemendagri
  • Oleh Eko Budiono
  • Sabtu, 7 September 2024 | 11:37 WIB
Mendagri Ingatkan Penjabat Gubernur NTT soal Kemiskinan -Pilkada
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 5 September 2024 | 22:46 WIB
Sukses Turunkan Stunting, 15 Desa Terima Penghargaan Mendes PDTT
  • Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN
  • Rabu, 4 September 2024 | 10:16 WIB
Upaya Pemkab Muba Turunkan Angka Stunting dengan Konsep Pentahelix dan berbasis Data
  • Oleh MC PROV SULAWESI TENGAH
  • Selasa, 3 September 2024 | 16:11 WIB
Gubernur Sulawesi Tengah Dorong Penanganan Stunting Melalui Kolaborasi di Poso