- Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI
- Jumat, 22 November 2024 | 20:43 WIB
: Foto : Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Senori. (ist)
Oleh MC KAB TUBAN, Senin, 5 Agustus 2024 | 21:03 WIB - Redaktur: Juli - 125
Tuban, InfoPublik - Percepatan penurunan stunting menjadi salah satu program prioritas pemerintah, mengingat dampak luas yang ditimbulkannya terhadap masa depan bangsa.
Sekretaris Camat Senori, Tuban, Hermanto menekankan pentingnya perhatian dan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tersebut.
Dalam kegiatan Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Stunting yang berlangsung di pendapa kecamatan setempat, Senin (5/8/2024), Hermanto menegaskan komitmen Pemerintah Kecamatan Senori untuk mendukung program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta penanganan stunting.
Ia menyatakan bahwa masalah ini hanya dapat diselesaikan melalui konvergensi dukungan dan keterlibatan berbagai pihak.
Pada acara tersebut, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Senori, Liliya Suci Prastika, menjelaskan konsep percepatan penurunan stunting, dimulai dari hulu agar bayi lahir dengan status gizi yang optimal.
Ia juga memaparkan profil keluarga berisiko stunting berdasarkan hasil verifikasi Keluarga Rawan Stunting (KRS) dan laporan capaian pendampingan di Kecamatan Senori. Hingga Juni 2024, tercatat 73 kasus stunting di wilayah tersebut.
Laporan Puskesmas setempat menunjukkan bahwa pada semester pertama 2024, terdapat 182 calon pengantin di Kecamatan Senori, dengan 84 di antaranya (46,15 persen) mendapatkan pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK). Sebanyak 249 ibu hamil telah mendapatkan pendampingan 100 persen, sementara ibu nifas/pascapersalinan yang mendapatkan pendampingan mencapai 85,35 persen.
Pendampingan untuk anak usia di bawah dua tahun (baduta) mencapai 91,49 persen, sedangkan anak usia di bawah lima tahun (balita) sebesar 66,45 persen. Beberapa kendala yang dihadapi meliputi kurangnya aktivitas anggota TPK, ketidakakuratan data, dan kesulitan dalam pendampingan bumil, terutama dalam kasus kehamilan yang tidak diinginkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, beberapa solusi yang diusulkan meliputi pembagian tugas antar-anggota TPK, pencocokan data, dan pendekatan khusus untuk bumil. Rencana tindak lanjut dari mini lokakarya ini diharapkan dapat mengurangi angka stunting di Kecamatan Senori secara signifikan.