- Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI
- Rabu, 20 November 2024 | 22:17 WIB
: Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai) menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga 5% pada tahun 2024.
Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI, Rabu, 20 November 2024 | 21:35 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 126
Sei Rampah, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai) menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga lima persen pada 2024. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Sergai Nina Deliana Hutabarat mengungkapkan, stunting masih menjadi salah satu tantangan kesehatan di Sergai.
Hal ini disampaikan Nina membacakan sambutan tertulis Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sergai H. Parlindungan Pane saat membuka kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) Semester 2 Tahun 2024 di Aula Sultan Serdang, Komplek Kantor Bupati Sergai, Sei Rampah, Rabu (20/11/2024).
Ia melanjutkan, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Sergai meningkat dari 20 persen pada 2021 menjadi 21,1 persen pada 2022. Namun, berbagai intervensi yang dilakukan sepanjang 2023 berhasil menurunkan angka tersebut menjadi 14,4 persen atau turun sebesar 6,7 persen.
“Penurunan ini merupakan hasil dari upaya lintas sektor, termasuk intervensi gizi spesifik dan sensitif seperti audit kasus stunting, program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), serta pusat pelayanan keluarga sejahtera (PPKS),” ujar Nina.
Pemkab Sergai, sambungnya, juga melakukan intervensi serentak berupa pengukuran berat dan tinggi badan terhadap 39.267 balita di 17 kecamatan. Dari hasil pengukuran tersebut, ditemukan 561 balita stunting, 553 balita dengan gizi kurang, dan 63 balita gizi buruk. Selain itu, 11.381 balita tidak mengalami kenaikan berat badan dibanding bulan sebelumnya.
Intervensi lainnya adalah pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (LILA) pada calon pengantin dan ibu hamil. “Pendekatan hulu ini bertujuan untuk mencegah kekurangan energi kronis (KEK) yang berpotensi menjadi cikal bakal stunting,” pungkasnya.
Pentingnya sinergi lintas sektor untuk menurunkan angka stunting
Ditegaskan Nina, Pemkab Sergai terus mendorong partisipasi masyarakat, pelaku usaha, dan organisasi masyarakat dalam menangani stunting. Program seperti donasi paket sembako untuk balita stunting dan gerakan orang tua asuh stunting diharapkan menjadi upaya berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini Pjs Bupati Sergai kata Nina, ingin menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, mulai dari organisasi profesi, penggiat keluarga berencana, hingga masyarakat umum. “Kita harus mengetahui penyebab langsung dan tidak langsung stunting melalui audit kasus, sehingga intervensi bisa tepat guna dan efisien,” ucapnya lebih lanjut.
Selain itu, dirinya menyebut tim pakar dari berbagai bidang, seperti dokter spesialis anak, ahli gizi, dan psikolog, diundang untuk memberikan rekomendasi. “Dengan rekomendasi yang komprehensif, kita harap langkah penanganan menjadi lebih terarah,” tambahnya.
Terakhir Parlindungan Pane melalui Nina juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penanganan stunting. “Mari kita jemput target prevalensi stunting 5 persen di tahun 2024,” tandasnya.
Kegiatan ini menghadirkan 4 orang narasumber yaitu dokter spesialis anak dr. Arie Taufansyah, Sp.A, dr. Qisthi Aufa Lubis, Sp.OG yang merupakan dokter spesialis obstetri dan gynekologi, dr. Oslida Martoni, SKM, M.Kes dari Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia, dan Siti Maimunah, S.Psi, M.Psi yang merupakan seorang psikolog.
Hadir pula dalam kegiatan ini para Kepala Puskesmas Sergai, para PLKB Kecamatan dan Anggota TPPS Kabupaten Sergai. (Media Center Sergai/Julia)