- Oleh MC KOTA TIDORE
- Senin, 25 November 2024 | 19:42 WIB
: Wakil Walikota Tidore Kepulauan Muhammad Sinen, SE menyampaikan sambutan sekaligus membuka dengan resmi kegiatan Nostalgia di Panggung Pentas Sanggar Rau Parada di Aula Kantor Lurah Gamtufkange Kecamatan Tidore, Sabtu (2772024). Foto:Nhanu
Oleh MC KOTA TIDORE, Senin, 29 Juli 2024 | 11:33 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 278
Tidore, InfoPublik – Tidore dikenal memiliki sejarah dan kebudayaan yang sangat beragam, dengan berbagai kesenian yang membentuk karakter masyarakatnya. Selain mengasah kreativitas, pagelaran seni budaya juga dapat menggerakkan perputaran ekonomi di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara.
Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen, saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara Pagelaran Seni Nostalgia di Panggung Pentas Sanggar Rau Parada, di Aula Kantor Kelurahan Gamtufkange, Sabtu (27/7/2024) malam.
"Seni dan Budaya membentuk karakter masyarakat. Sopan santun orang Tidore dididik salah satunya lewat seni dan budaya. Saya berharap, kita semua sebagai pemangku kepentingan di daerah ini, mari sama-sama menjaga dan merawat budaya yang ada di Kota Tidore Kepulauan," ungkapnya.
Wakil Wali Kota Tidore dua periode ini juga menyampaikan, Tidore tidak memiliki tambang dan tidak bisa mengharapkan isi tanah seperti daerah-daerah lain.
Tidore hanya mengharapkan sektor jasa, maka anak-anak muda dengan inovasi besar dan kreativitas, jadikan isi kepala mereka sebagai “tambang” untuk Tidore ke depan yang lebih baik.
"Mari majukan Tidore lewat pertanian, perikanan, dan pariwisata. Di Tidore harus terus ada event-event seperti pentas seni ini. Selain untuk mengasah kreativitas anak muda, Pagelaran Seni dan Budaya ini juga dapat menggerakkan perputaran ekonomi di Kota Tidore Kepulauan. Kegiatan seperti ini harus masuk dalam kalender event Pemerintah Kota Tidore," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, mewakili Sesepuh Sanggar Seni Rau Parada, Ahmad Laiman menyampaikan bahwa Sanggar Rau Parada didirikan pada tahun 1990 oleh Bapak Alm. Laiman Saleh, Alm. Maswin M. Rahman, dan Alm. Abdullah Mustafa. Komunitas Sanggar ini didirikan agar generasi penerus dapat mewarisi nilai-nilai budaya di Kota Tidore.
"Rau artinya sesuatu yang sangat sakral, yang kemudian dipelihara oleh orang-orang tua sebagai warisan berharga, yang nantinya diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Mudah-mudahan semangat itu tetap diwariskan kepada generasi-generasi kita, sehingga kita bisa menjaga apa yang telah diperjuangkan oleh generasi terdahulu," harapnya.
Ahmad Laiman juga menitipkan pesan kepada Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan agar ke depannya tidak memandang sebelah mata komunitas-komunitas sanggar yang telah berdiri dan menjamur di Kota Tidore Kepulauan. Setiap sanggar menganut filosofi tentang kekompakan, kebersamaan, dan kekeluargaan yang harus terus dikembangkan.
Ketua Panitia, Marliyani A. Kadir, dalam laporannya menyampaikan, tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali seni tradisional yang sudah mulai terpinggirkan dan terlupakan, serta meningkatkan citra dan daya tarik daerah atau sanggar seni Rau Parada sebagai tempat seni yang kaya akan budaya dan seni tradisional.
"Acara Pagelaran Nostalgia di Panggung Seni Rau Parada ini didukung oleh anak-anak binaan Sanggar Seni Rau Parada yang rata-ratanya anak usia dini, komunitas Sanggar Folakatu Art, Sanggar Sekolah SMPN 3 Tidore, dan Sanggar Sekolah SMKN 1 Kota Tidore Kepulauan," bebernya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Ketua DPRD Kota Tidore Kepulauan Abdurrahman Arsyad, Ketua I TP-PKK Kota Tidore Kepulauan Rahmawati Muhammad Sinen, Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Yakub Husain, Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Abdul Hakim Adjam, serta para pimpinan OPD terkait. (tn/MC Tidore)