- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Sabtu, 23 November 2024 | 23:13 WIB
: Zulkarnain menjadi narasumber mewakili Pj Wali Kota Pontianak, di Hotel Sutasoma Jakarta Selatan, Jumat (26/7/2024) | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Jumat, 26 Juli 2024 | 22:22 WIB - Redaktur: Untung S - 366
Jakarta, InfoPublik – Pontianak menjadi salah satu dari tiga kota di Indonesia yang meluncurkan program Citywide Inclusive Sanitation Project (CISP) bersama Kota Mataram dan Kota Semarang. Peluncuran itu ditandai dengan penekanan tombol secara serentak oleh perwakilan dari masing-masing kota.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak, Zulkarnain, menjelaskan bahwa berbagai persiapan telah dimatangkan sebelum memenuhi program CISP dengan menyempurnakan timeline rencana kerja dan rencana dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak.
“Kami sudah memantapkan persiapan izin mulai dari feasibility study, detailed engineering design (DED), AMDAL, izin lingkungan, nota kesepakatan, lembaga pengelola, dan rencana Peraturan Daerah (Perda) tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T),” ungkapnya usai menjadi narasumber mewakili Pj Wali Kota Pontianak, di Hotel Sutasoma, Jakarta Selatan, Jumat (26/7/2024).
Pada kesempatan tersebut, Zulkarnain memaparkan perkembangan pembangunan SPALD-T di dua lokasi, yaitu Nipah Kuning dan Martapura. Keduanya sudah siap memulai pembangunan dengan lahan dan jalan akses yang tidak ada kendala, tinggal menunggu dokumen tindakan pengamanan lingkungan dan sosial.
Terdapat beberapa pekerjaan rumah untuk memulai pembangunan, seperti isu sosial terkait penerimaan masyarakat terhadap proyek. Pj Sekda menambahkan bahwa pihaknya berencana untuk melibatkan warga sekitar selama proses pembangunan.
“Pemkot Pontianak akan melaksanakan sosialisasi pada beberapa waktu ke depan, menyesuaikan dengan waktu konstruksi dimulai,” imbuhnya.
Pembangunan dua SPALD-T ini ditargetkan selesai dalam waktu lima tahun, dari 2024 hingga 2029. Zulkarnain menyampaikan bahwa hal ini bertujuan untuk mendukung 90 persen cakupan sanitasi di Kota Pontianak serta meningkatkan kesehatan warga.
“Dengan dua SPALD-T ini, akan mencakup sekitar 32 ribu rumah yang tersambung sanitasi. Harapannya, dalam sepuluh tahun ke depan, seluruh rumah sudah tersambung, sehingga kita bisa meminum air dari keran secara langsung,” harapnya.
Untuk langkah selanjutnya, Zulkarnain menjelaskan bahwa pihaknya akan membentuk kelembagaan pengelolaan dengan menyusun kajian akademis dan Peraturan Wali Kota untuk menugaskan Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa sebagai operator pelaksana SPALD-T.
"Kita juga telah melakukan studi tiru ke Pemkot Solo dan Denpasar. Selanjutnya, penyusunan peraturan terkait juga telah dilakukan, yakni Perda nomor 18 tahun 2021 tentang pengolahan air limbah domestik," pungkasnya. (kominfo/Gema Mahardhika)