- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 22 November 2024 | 10:28 WIB
: Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki (tengah), meninjau pelaksanaan KB saat memperingati Harganas di Gor Abirawa Batang.
Oleh MC KAB BATANG, Jumat, 26 Juli 2024 | 21:11 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 204
Batang, InfoPublik - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, berupaya melakukan percepatan penanganan stunting dengan mengupayakan pengoptimalan pemanfaatan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).
Kepala DP3AP2KB Batang Supriyono mengatakan, tiga bulan sebelum catin melangsungkan pernikahan, hendaknya mengunduh terlebih dahulu aplikasi tersebut. Aplikasi Elsimil sebagai upaya mempersiapkan fisik calon pengantin (catin) agar calon bayinya nanti terhindar dari stunting.
“Seluruh pertanyaan yang diajukan oleh aplikasi wajib dijawab dengan jujur, setelah sesuai hasil akan diketahui dibuktikan melalui sertifikat dari kami,” katanya saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di GOR Abirawa Batang, Kabupaten Batang, Jumat (26/7/2024).
Ia memastikan, apabila aplikasi menunjukkan catin belum siap nikah maka harus menunda terlebih dahulu, menyelesaikan apa yang menjadi permasalahannya. “Misalnya karena berat badan dan lainnya, otomatis harus mengonsumsi vitamin dan memperbanyak makanan bergizi hingga waktu yang ditentukan,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, diperingati pula Hari Anak Nasional dan Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB). Pejabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengapresiasi peran aktif IPeKB dalam menyukseskan seluruh program KB termasuk penanganan stunting.
“Anak-anak pun jadi fokus perhatian Pemda karena untuk melanjutkan masa depan mereka, membutuhkan peran IPeKB yang optimal dan keluarga yang mendukung potensi anak. Keluarga wajib memberikan hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang tepat, agar bakatnya terasah, hingga menjadi generasi yang sehat dan berkualitas,” tegasnya.
Pemda lanjut Lani berupaya memberikan kesempatan seluas mungkin bagi anak untuk mengutarakan harapan dan keinginannya. Dengan secara bertahap terus memenuhinya melalui dukungan anggaran dan infrastruktur penunjang.
“Salah satunya menciptakan sekolah ramah anak, agar mereka nyaman saat mengikuti kegiatan belajar mengajar, tanpa tekanan dari pihak mana pun,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)