: Ketua Kelompok Peternak Sapi Dodi mengatakan, dari Kebun Teh Beralih ke Peternakan Sapi Perah.
Oleh MC KAB BATANG, Jumat, 26 Juli 2024 | 21:48 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 141
Batang, InfoPublik - Sejumlah petani teh di Desa Pacet, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, kini beralih menjadi peternak sapi perah. Langkah ini diambil karena peternakan sapi perah dianggap lebih menjanjikan dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
Ketua Kelompok Peternak Sapi Dodi mengatakan, dirinya dan para petani lainnya dulunya mengandalkan penghasilan dari teh. Namun, harga teh yang cenderung stagnan selama puluhan tahun sementara kebutuhan hidup terus meningkat, membuat mereka mencari alternatif lain untuk menambah pendapatan keluarga.
“Teh tidak ada jaminan pembayaran yang pasti. Ini yang mendorong sejumlah petani beralih menjadi peternak sapi perah untuk mencari perubahan ekonomi,” katanya saat ditemui di Desa Pacet, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jumat (26/7/2024).
Desa Pacet yang berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut dengan udara sejuk, ternyata sangat cocok untuk peternakan sapi perah. Kemitraan dengan PT. Nestle pun terbukti sangat menguntungkan dan menjanjikan.
“Kami sangat diuntungkan dengan kemitraan ini. Selain tempat yang cocok, kami juga mendapat dukungan penuh dari Nestle. Saat ini, kelompok peternak di Desa Pacet memiliki total 35 ekor sapi, dengan 19 ekor di antaranya sudah dalam masa laktasi,” jelasnya.
Dari 19 ekor sapi ini, mereka mampu mensuplai kebutuhan perusahaan setiap harinya hingga 255 liter susu. Kami mulai melakukan penyetoran susu pertama kali pada 30 Desember 2023. Harga satu liter susu mencapai Rp6.700 per liter dan pembayarannya jelas, berbeda dengan teh yang harganya stagnan dan tidak ada jaminan pembayaran.
Meski harga susu sapi di masyarakat bisa mencapai Rp10 ribu per liter untuk penjualan eceran secara mandiri, Dodi mengakui bahwa penjualan tersebut tidak konstan dan tidak bisa diandalkan sepenuhnya. Berbeda jika susu disuplai ke perusahaan, meski harganya lebih rendah namun harga lebih stabil sehingga pemasukan tiap bulan selalu bisa diandalkan.
Apalagi lanjutnya, untuk kebutuhan pakan sapi di wilayah Kecamatan Reban, tidak ada masalah dan terbilang aman, karena mereka juga mendapat subsidi dari perusahaan susu untuk pengadaan konsentrat. “Konsentrat dengan protein 18 di pasaran lokal harganya Rp6.200, tapi peran Nestle bisa menekan harga hingga 50 persen,” ungkapnya.
Dengan segala keuntungan dan dukungan yang didapat, peternak di Desa Pacet kini optimis menatap masa depan yang lebih cerah dengan peternakan sapi perah.
“Perubahan ini tidak hanya membawa dampak positif bagi perekonomian keluarga mereka, tetapi juga membuka peluang baru dalam dunia peternakan di Desa Pacet dan sekitarnya,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Edo/Siska)