- Oleh MC KAB SLEMAN
- Kamis, 21 November 2024 | 11:14 WIB
: SD Donoharjo Sleman Isi Pengenalan Sekolah dengan Pendidikan Mitigasi Bencana. Foto: MC Sleman
Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 19 Juli 2024 | 08:34 WIB - Redaktur: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan - 201
Sleman, InfoPublik - Mengawali tahun ajaran baru, Sekolah Dasar Negeri Donoharjo menggelar MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) dengan menggandeng Destana donoharjo untuk melakukan pendidikan Mitigasi bencana. Acara berlangsung di halaman SD Donoharjo pada Rabu (17/07/2024).
"Berada di daerah rawan bencana, Pendidikan mitigasi harus diajarkan kepada anak anak sejak dini sebagai bekal pengetahuan agar mereka paham langkah yang harus dilakukan, tahu peralatan yang digunakan untuk penyelamatan saat terjadi bencana sehingga anak-anak paham cara menyelamatkan diri dan juga paham alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya resiko bencana," kata Sukardi kepala Sekolah SD Donoharjo saat ditemui di sela-sela acara.
Sementara itu Agus Hardiyo Pancoro ketua Destana Donoharjo dalam paparannya menyampaikan bahwa berdasarkan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman dan Destana telah memetakan wilayah rawan bencana di Donoharjo.
"Bagian barat ke selatan sebagai kawasan rawan bencana angin kencang, Donoharjo bagian selatan sebagai daerah yang paling terdampak jika terjadi gempa bumi, sedangkan Donoharjo bagian Utara sangat rawan jika terjadi erupsi gunung Merapi dan sisi timur berpotensi terkena dampak banjir di sepanjang wilayahnya yang dilewati sungai Boyong," tutur Agus.
Oleh karena itu , lanjutnya, sebagai warga yang tinggal di daerah rawan bencana harus mengetahui dan paham pentingnya pengetahuan pertolongan dan penyelamatan pada saat terjadi gawat darurat.
“Kewaspadaan menghadapi bencana merupakan hal penting yang tidak boleh diabaikan karena kita tidak tahu kapan bencana akan terjadi,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut tim Destana mengenalkan berbagai alat yang digunakan dalam upaya penyelamatan dan juga alat untuk mengurangi dampak terjadinya bencana, misal alat mitigasi bencana angin kencang yang meliputi tali tambang besar ,gergaji mesin sepatu boot, pelindung kepala, serta kacamata.
"Alat ini diperlukan untuk mengantisipasi saat terjadi angin kencang terutama gergaji mesin untuk memotong batang pohon yang tumbang mengenai rumah warga dan menutup akses jalan," terang Agus.
Dikenalkan juga alat untuk penyelamatan bencana air meliputi rompi pelampung dan tali tambang besar yang digunakan untuk menolong korban laka air.
Ada juga vertikal rescue berupa dragbar dan tali tambang yang digunakan untuk penyelamatan korban dari titik yang rendah ke titik yang lebih tinggi maupun sebaliknya, misalnya korban yang jatuh ke jurang atau tebing.
"Alat ini juga digunakan untuk pengiriman logistik di kawasan bencana yang tidak dijangkau oleh kendaraan melewati jalan darat," terang Agus.
Pada kesempatan tersebut diperkenalkan mobil Ambulans Donoharjo hasil swadaya masyarakat berikut perlengkapan yang ada di dalamnya. Ambulans tersebut disiapsiagakan untuk warga yang membutuhkan pertolongan saat terjadi kegawatdaruratan, seperti untuk antar jemput warga yang sakit ke rumah sakit maupun saat prosesi pemakaman. (Upik Wahyuni/KIM Donoharjo)