- Oleh MC KOTA BATAM
- Selasa, 26 November 2024 | 11:19 WIB
: Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Taher Husain bersama Tim TPID dan Dinas Kesehatan mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi, TBC, dan Polio secara Virtual dari Ruang Rapat Wali Kota, Senin (157202 (1572027). Foto: HanafiDano
Oleh MC KOTA TIDORE, Selasa, 16 Juli 2024 | 16:37 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 178
Tidore, InfoPublik – Sejumlah komoditas di Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, mengalami kenaikan harga. Meski begitu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tidore Kepulauan tetap optimistis bahwa inflasi masih dalam posisi aman.
Pernyataan itu disampaikan oleh Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Taher Husain, saat mengikuti rapat koordinasi (rakor) Pengendalian Inflasi Daerah serta penanggulangan TBC dan Polio secara daring yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Zoom Meeting, Senin (15/7/2024).
Rakor tersebut juga diikuti oleh Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan Abdul Hakim Adjam, Kepala Badan Pusat Statistik Kota Tidore Kepulauan, Pimpinan OPD terkait serta para Tim Teknis Pengendalian Inflasi Daerah Kota Tidore Kepulauan.
Rakor tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, dan diikuti oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, serta para kepala daerah dan tim TPID se-Indonesia.
Taher mengatakan, meskipun saat ini ada beberapa komoditas yang masih mengalami kenaikan harga namun inflasi di Kota Tidore masih bisa dikendalikan.
Dia menjelaskan, untuk indeks perkembangan harga (IPH) Tidore pada minggu kedua pada bulan Juli sebesar 0,63% peringkat ke-21 tertinggi secara nasional dengan komoditi penyumbang inflasi mengalami kenaikan harga yaitu cabai merah dan cabai keriting, daging ayam ras dan telur ayam ras.
“Meski saat ini di Kota Tidore Kepulauan terjadi lonjakan harga kebutuhan pokok namun tim TPID terus melakukan pemantauan pasar untuk memastikan kondisi perkembangan harga di Kota Tidore,” tuturnya.
Taher menambahkan, rakor ini tidak hanya membahas inflasi tetapi juga menekankan pentingnya pembentukan pengawas distribusi pupuk bersubsidi di tingkat kabupaten/kota untuk mempercepat penanganan distribusi pupuk baik bersubsidi maupun non-subsidi.
Sementara itu, Mendagri saat memimpin Rakor Inflasi Daerah mengatakan, tingkat inflasi di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada bulan Juni 2024, mencapai angka 2,51 persen.
Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 2,84 persen.
Penurunan inflasi ini memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, yang kini naik hingga mencapai angka 5,11 persen dari sebelumnya diangka 5,04 persen, sehingga dengan angka pertumbuhan ekonomi tersebut membuat Indonesia berada di peringkat 44 dari 185 negara di dunia.
Tito Karnavian mengungkapkan, penurunan inflasi ini didorong oleh stabilitas harga-harga kebutuhan pokok serta kebijakan pemerintah yang efektif dalam menjaga pasokan barang di pasaran, karena Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan ke bulan (Juni 2024 terhadap Mei 2024) tercatat telah berhasil mengalami deflasi -0,08 persen.
“Biasanya penyumbang utama makanan, minuman dan tembakau. Tapi, berdasarkan data dari BPS, justru ini mengalami deflasi,” bebernya.
“Kemudian, terjadi peningkatan pada penyediaan makanan restoran, ini pertanda bagus, berarti masyarakat punya uang untuk belanja di restoran,” imbuh Tito. (Uyun/MC Tidore)