- Oleh MC KAB PINRANG
- Rabu, 31 Juli 2024 | 09:13 WIB
: Rapat koordinasi dan evaluasi deteksi dini, preventif, dan respons penyakit tingkat kabupaten sekaligus advokasi pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional polio antar lintas program dan lintas sektor, di Aula Hotel Anggrek Tambolaka, Kab. SBD, Kamis (11/7/2024). (Foto: istimewa)
Oleh MC KAB SUMBA BARAT DAYA, Sabtu, 13 Juli 2024 | 07:03 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 184
Tambolaka, InfoPublik – Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) menyelenggarakan rapat koordinasi dan evaluasi deteksi dini, preventif, dan respons penyakit tingkat kabupaten sekaligus advokasi pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio antar lintas program dan lintas sektor di Aula Hotel Anggrek Tambolaka, Kabupaten SBD, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2024).
Rapat koordinasi dan evaluasi itu dibuka dengan resmi oleh Wakil Bupati Sumba Baray Daya (SBD), Marten Kristian Taka, dan dihadiri oleh Kadis Kesehatan Kabupaten SBD, drg. Yulianus Kaleka; Kasdim 1629 Kabupaten SBD, Mayor Inf. Idris; Kadis Kominfo SBD, drh. Rihimeha Anggung Praing, MP; Kadis DP3AP2KB; Camat Wewewa Selatan; Camat Wewewa Utara; Camat Loura; dan para kepala puskesmas se-Kabupaten SBD.
Dalam kata sambutannya, Marten Kristian mengatakan bahwa pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen atau semua elemen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang demi terwujudnya derajat kesehatan masyarakat, dan diharapkan menjadi investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
“Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang dilaksanakan dalam periode sebelumnya," tuturnya.
Marten Kristian juga menjelaskan bahwa dalam rencana aksi program pencegahan dan pengendalian penyakit, disebutkan bahwa Ditjen P2P menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian penyakit serta masalah kesehatan jiwa secara berhasil guna dan berdaya guna. Penyakit AIDS, TBC, dan malaria, masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan global.
“Secara global, estimasi penyakit TBC di Indonesia sebanyak 10.600.000 kasus. Indonesia bersama negara yang berbadan tinggi kasus TBC lainnya menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia dan menempati posisi kedua setelah India," ujarnya. (MC. Kabupaten SBD/Isto)