- Oleh MC KOTA PADANG
- Rabu, 27 November 2024 | 03:49 WIB
: Akademisi Unkhair, Hardina, saat on air dalam program Sore Ceria di RRI Pro2 Ternate, Rabu (10/7/2024)
Oleh MC KOTA TIDORE, Kamis, 11 Juli 2024 | 23:53 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 293
Ternate, InfoPublik – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi panggung penting bagi perempuan dalam konteks perpolitikan Tanah Air. Representasi perempuan dalam Pemilu menggambarkan posisi mereka dalam keikutsertaan membangun daerah dan negara.
“Pada Pemilu 2024 kemarin, pemenuhan kuota 30 persen perempuan di parlemen untuk provinsi Maluku Utara (Malut), Alhamdulillah sudah terpenuhi. Ini menjadi kabar baik untuk kita semua,” ujar Akademisi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Hardina, pada program Sore Ceria Pro2, Rabu (10/7/2024).
Keterwakilan perempuan tidak hanya soal jumlah, tetapi juga pengaruh dalam pengambilan keputusan atau kebijakan yang ramah gender.
Hal ini mencakup kebijakan pemberdayaan perempuan, pernikahan anak, fasilitas ruang laktasi, serta cuti hamil dan melahirkan.
"Ketika Anda mencalonkan diri, itu sudah menjadikan Anda cerdas dan selangkah lebih maju dari yang lain," kata mantan Komisioner KPID Maluku Utara dua periode itu.
Perempuan yang lekat dengan dunia 'broadcasting' itu juga menyoroti keterwakilan perempuan dalam ajang Pilkada serentak pada November mendatang.
"Di kursi legislatif, pemenuhan kuota sudah terpenuhi. Lantas, bagaimana dengan ajang Pilkada ke depan yang juga akan membuka panggung agar para perempuan bisa, berani tampil, dan maju," tuturnya.
Dia berujar, keterwakilan perempuan dalam Pemilu lalu berkaitan erat dengan upaya pemberdayaan dan emansipasi perempuan dalam masyarakat.
“Semoga ke depannya keikutsertaan dan keterlibatan perempuan bukan hanya pada Pemilu, tetapi juga pada semua lini atau bidang di lingkungan sosial kita," pungkasnya. (Ta/MC Tidore)