: Sejumlah jemaah haji asal Batang menikmati santap malam bersama di selasar hotel Kota Mekah.
Oleh MC KAB BATANG, Kamis, 4 Juli 2024 | 14:07 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 218
Boyolali, InfoPublik - Kudapan menjadi salah satu yang terpenting bagi jemaah haji untuk menunjang aktivitas ibadah selama berada di Tanah Suci. Kualitas pelayanan menjadi tolok ukur kesuksesan petugas haji dalam menjamu jemaah.
Beragam upaya terus ditingkatkan demi layanan prima, mulai dari ketepatan waktu, cita rasa menu hingga kenyamanan di pemondokan.
Fayakun jemaah haji asal Bandar tak bisa memungkiri, meski hanya 40 hari di Tanah Suci, lidahnya tak bisa berpisah dengan cita rasa Indonesia.
“Tiap hari makannya daging sapi, ayam dan sayur. Semuanya enak tapi kadang kangen sama masakan asli Indonesia,” cerita Fayakun saat ditemui di Gedung Muzdalifah Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Rabu (3/7/2024).
Ikhwanudin, jemaah haji asal Batang pun membenarkan. Kendati telah mendatangkan bumbu khusus, namun tetap saja cita rasa khas Nusantara tak bisa tercipta begitu saja. “Masih bisa diterima walaupun cita rasa tak sesedap masakan asli Indonesia, yang paling sering ayam, daging dan sayur,” jelasnya.
Jemaah juga tak menyoal terkait waktu pendistribusian makanan karena masih dikategorikan tepat waktu.
Sementara pihak Kemenag Batang memberikan apresiasi atas ragam tanggapan jemaah terkait layanan katering selama di Tanah Suci.
Kepala Kantor Kemenag Batang Akhmad Farkhan mengakui, masakan Indonesia yang diolah para koki asal Timur Tengah tak sepenuhnya persis dengan cita rasa Nusantara. Tentulah ada sedikit kekurangan, namun tak mengubah rasa menu.
“Menunya Indonesia, mungkin ya tidak Indonesia banget karena kokinya tidak didatangkan langsung dari sini,” terangnya.
Terlepas dari menu yang tak bisa 100 persen sama persis cita rasa Nusantara. Namun Kemenag RI telah berupaya menjamu tamu Allah, tatkala menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim seutuhnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)