- Oleh MC KAB SLEMAN
- Senin, 28 Oktober 2024 | 15:48 WIB
: Pemerintah Kalurahan Condongcatur bekerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada (UGM) melaksanakan sosialisasi pengelolaan sampah organik di Ruang Wacana Loka Kalurahan Condongcatur, Selasa 25 Juni 2024.
Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 28 Juni 2024 | 20:49 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 144
Sleman, InfoPublik - Pemerintah Kalurahan Condongcatur bekerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada (UGM) melaksanakan sosialisasi pengelolaan sampah organik di Ruang Wacana Loka Kalurahan Condongcatur, Selasa 25 Juni 2024.
Sosialisasi ini mengundang 33 Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM), 18 Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kalurahan Condongcatur dan enam orang perwakilan dari pihak ketiga sebagai pengambil sampah rumah tangga
Dalam sambutannya Ulu-Ulu Condongcatur Murgiyanta mengatakan, sosialisasi diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan solusi kepada masyarakat untuk membantu permasalahan sampah organik.
“Selain itu ke depan harapannya ada sinergi antara KPSM dan KWT untuk mewujudkan penanganan sampah organik dan sekaligus hari ini merupakan pertama kalinya kita mempertemukan dua kelompok tersebut dalam satu acara,” ungkapnya.
Ketua Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Condongcatur Resik Ani Sumiarti, menjelaskan keadaan pengelolaan sampah di DIY terutama di wilayah Kabupaten Sleman terkena dampak dari penutupan TPA Piyungan. “Sehingga berbagai usaha untuk mengelola sampah organik secara mandiri oleh kelompok masyarakat perlu dilakukan,” tutur Ani.
Sementara Ketua Satgas Sampah Fakultas Biologi UGM Soenarwan Herry Poerwanto selaku Dosen Fakultas Biologi UGM dapat paparanya menjelaskan, sampah ada beberapa macam dan dibedakan menjadi empat yaitu sampah organik, sampah anorganik, sampah residu dan sampah B3.
“Sampah anorganik dari masyarakat oleh pemerintah tertangani dengan adanya bank sampah, sedekah sampah dan tempat pemrosesan sampah berbasis 3 R (TPS 3R), sampah residu tertangani melalui tempat pemrosesan sampah terpadu (TPST), sampah B3 dihasilkan oleh pemerintah tertangani oleh pihak swasta yang ditunjuk oleh pemerintah,” jelasnya
Ditambahkan Soenarwan, sampah organik dari masyarakat yang jumlahnya hampir 60 - 70 persen dari total sampah yang ada diharapkan dapat diselesaikan dari sumbernya oleh masyarakat sendiri dengan dibuat pupuk, dengan cara yang pertama dilakukan adalah mengenali sampah yang ada di rumah masing - masing dengan mulai memilah sampah
Selanjutnya Hari Purwanto, dari Satgas Sampah Fakultas Biologi UGM menjelaskan tentang metode 3 R yaitu reduce, reuse dan recycle melalui beberapa contoh sederhana yang bisa dilakukan.
“Beberapa metode pengelolaan sampah organik antara lain menggunakan komposter, ember tumpuk, loseda, biopori, eco enzym dan metode dengan menggunakan maggot,” pungkasnya. (Wasana/KIM Depok)