- Oleh MC KAB SLEMAN
- Kamis, 21 November 2024 | 11:14 WIB
: Rapat koordinasi bersama bertempat di Tempelsari, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Selasa (25/6/2024).
Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 28 Juni 2024 | 10:40 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 141
Sleman, InfoPublik - Penguatan literasi seni budaya Islam saat ini harus digalakkan dan menjadi sangat penting di tengah kemajuan era digital dan dampak media sosial (medsos), apalagi di kalangan remaja.
Hal ini diutarakan Ketua Komisi Pemuda dan Seni Budaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok Sleman Heri Sutanto saat rapat koordinasi bersama di Tempelsari, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Selasa (25/6/2024). Hari mengungkapkan, banyak perubahan budaya yang kian mengkhawatirkan di kalangan remaja karena ada interaksi sosial yang masif terjadi melalui media sosial.
“Interaksi sosial di media sosial banyak menimbulkan asimilasi dan akulturasi sehingga penguatan seni budaya Islam harus digalakkan sebagi penguatan terhadap generasi milenial kita khususnya umat Islam saat ini,” jelasnya.
Menurutnya, asimilasi dan akulturasi merupakan proses interaksi sosial yang terjadi di masyarakat di mana keduanya memiliki perbedaan. Jika asimilasi merupakan proses perubahan sosial di mana masuknya budaya baru dalam suatu komunitas masyarakat sehingga perlahan menggeser budaya asli masyarakat setempat.
Adapun akulturasi, ungkap tenaga kependidikan ISI Yogyakarta ini, merupakan proses perubahan sosial di mana bertemunya beberapa kebudayaan baru dalam satu komunitas masyarakat dan melahirkan budaya baru tanpa mengurangi budaya asli kelompok masing-masing.
Senada dengan Heri, anggota Komisi Pemuda dan Seni Budaya MUI Depok Sleman Mustamin Amir menyebutkan ada batasan yang harus diketahui dalam melihat budaya misalnya yang bertentangan dengan ajaran Islam sehingga umat tidak terjebak dalam budaya baru yang melanggar syariat.
Untuk itu, Mustamin turut berharap MUI Depok Sleman harus berperan penting untuk menjelaskan batasan dalam seni dan budaya terutama dengan perspektif ajaran Islam sehingga umat bisa tercerahkan dan tak mudah terpengaruh oleh budaya lain karena tidak semua budaya itu baik menurut Islam.
“MUI Depok khususnya, harus mendorong umat untuk berpegang teguh dan menjaga adat dan budaya yang baik terutama melalui Komisi Pemuda dan Seni Budaya,” harapnya. (Athiful/KIM Depok)