- Oleh MC KAB WONOSOBO
- Rabu, 25 Desember 2024 | 00:17 WIB
: Foto : Jeverth
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Selasa, 19 Maret 2024 | 05:52 WIB - Redaktur: Elvira - 251
Langgur, InfoPublik - Penjabat (Pj.) Bupati Maluku Tenggara (Malra) Jasmono mengajak seluruh komponen masyarakat, khususnya tenaga pendidik untuk bersama-sama berkomitmen meningkatkan literasi dan numerasi masyarakat.
Jasmono menilai sampai saat ini prestasi literasi membaca peserta didik di Malra dan Indonesia masih rendah. Untuk itu perlu sinergi semua pihak untuk mengatasinya.
“Bukan hanya di Lembaga Pendidikan semata, namun juga di tengah-tengah masyarakat,” pinta Jasmono pada kegiatan seminar program literasi dan numerasi di era digital yang dihadiri para kepala sekolah dan guru, di Kota Langgur, pada Senin (18/3/2024).
Jasmono mengajak seluruh komponen masyarakat untuk membangun diskusi, memberikan saran, masukan serta solusi konstruktif termasuk memberikan muatan substantif terhadap pentingnya pembangunan literasi dan numerasi di Malra.
Menurutnya, literasi tidak sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
“Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup. Kita tentu yakin dan percaya bahwa budaya literasi yang tertanam dalam diri akan memengaruhi tingkat keberhasilan kita baik di lembaga pendidikan maupun dalam kehidupan bermasyarakat,” katanya.
Menurutnya, satu hal yang perlu mendapat perhatian serius adalah saat ini kita terus bergerak dalam perubahan yang sangat cepat pada semua aspek kehidupan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa aktivitas kita dalam beberapa dekade terakhir telah terbantu oleh kehadiran revolusi, baik dari segi kualitas maupun efisiensi waktu.
Jasmono menambahkan, transformasi industri 4.0 (Four Point Zero) yang dijuluki sebagai revolusi industri keempat merupakan era inovasi disruptif, dimana era ini berkembang sangat pesat, sehingga membawa dampak terciptanya pasar baru, bahkan lebih dasyatnya lagi era ini mampu mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, menggantikan teknologi yang sudah ada.
“Era digital ini bukan hanya berdampak pada bidang industri saja, akan tetapi berdampak ke segala aspek kehidupan manusia di dunia tanpa kecuali dunia pendidikan, ” kata Jasmono.
Menghadapi tantangan yang besar era revolusi industri industri 4.0 (Four Point Zero) ini, maka lembaga pendidikan, dituntut untuk terus berubah.
Bilamana kita membaca kembali hasil kajian bank dunia, ke depan akan berkembang dengan apa yang dikenal dengan Revolusi 5.0 (Five Poin Zero) yang lebih menekankan pada kombinasi dunia maya dengan praktek nyata kehidupan.
“Semoga apa yang Kita laksanakan ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat Maluku Tenggara saat ini dan masa yang akan datang”pesannya kepada 280 peserta seminar. Mc.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun/Elvira Inda Sari.