- Oleh MC PROV GORONTALO
- Jumat, 15 November 2024 | 13:54 WIB
:
Oleh MC KAB AGAM, Sabtu, 16 Maret 2024 | 20:43 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 229
Agam,InfoPublik - Bulan Ramadan mendatangkan berkah tersendiri bagi penjual takjil. Dalam sehari bisa raih omzet Rp200-600 ribu per hari.
Seperti yang dirasakan Kartini (46), salah seorang pedagang bahan baku takjil di Pasar Serikat Lubuk Basung Garagahan.
Ia mengaku tak mau menyia-nyiakan momen Ramadan yang menurutnya bisa mendatangkan keberkahan. Sehingga, ia sengaja menjual bahan -bahan baku untuk membuat panganan berbuka puasa.
Di lapaknya terdapat aneka bahan baku takjil seperti kolang-kaling alias buah atap, cendol dalimo, bongko hingga cincau.
Ia mengaku tidak mematok harga spesifik untuk barang dagangannya. Harga di lapaknya menyesuaikan permintaan pembeli.
“Misal cincau ini, saya jual Rp5 ribu per potong. Tapi kalau ada yang minta Rp3 ribu maka saya sesuaikan ukurannya. Cendol dalimo ini juga begitu, ada Rp15 ribu pergelas, bisa pula dipesan Rp10 ribu saja,” katanya, Jumat,(15/3/2024).
Dengan harga yang tidak dipatok katanya lagi, membuat barang dagangannya cepat laku. Bahkan, sebelum siang bahan baku untuk takjil ini telah ludes.
“Penghasilan lumayan, bisa bawa beras 10 kilo, cabai sekilo, ikan dan lain-lain. Itu perumpamaannya. Kalau nilainya paling antara Rp200-Rp300 per hari,” sebutnya.
Cerita lainnya juga datang dari seorang penjual takjil di Padang Baru, Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Muslim (35).
Setiap Ramadan tiba, dia selalu menjajakan aneka makanan untuk buka puasa di kawasan terminal Pasar Serikat Lubuk Basung Garagahan.
Muslim telah berjualan aneka takjil di kawasan tersebut selama 7 tahun terakhir, sejak memutuskan menetap di kampung halaman.
Muslim menjejerkan dagangannya di atas meja berukuran dua meter persegi. Dagangan dimasukan ke dalam wadah toples, ada juga dimasukan ke dalam plastik.
Ada beberapa takjil yang disediakan, seperti aneka cendol, kolak, es campur, sop buah, bakwan, mie goreng hingga onde-onde. Dagangannya dipatok harga mulai Rp1000 hingga Rp10.000.
Muslim dibantu anak gadisnya yang masih SMP. Ia mulai menjajakan aneka takjik sejak pukul 16.00 sore hingga menjelang Isya.
“Dari dulu sudah jualan, sejak pulang kampung tujuh tahun lalu. Macam-macam menu buka puasa. Jualan dibantu anak bungsu,” katanya.
Selama Ramadan imbuhnya, dalam sehari ia bisa menghabiskan belasan kilo bahan baku pembuatan panganan untuk takjil.
Sejauh pengalaman katanya, jarang dagangannya yang tidak laku. Hampir habis semua. Kalau pun berlebih, ia menyedekahkan ke kerabat atau orang yang kebetulan lewat.
“Penghasilan tak menentu. Tapi bisa dirata-ratakan Rp600 ribu sehari,” sebutnya. (MC Agam/Depit)