:
Oleh MC KOTA MALANG, Kamis, 14 Maret 2024 | 17:12 WIB - Redaktur: Juli - 107
Malang, InfoPublik - Memasuki minggu pertama bulan Ramadan, harga sejumlah komoditas pangan terpantau masih tinggi. Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi (rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara online, Rabu (13/3/2024).
Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir saat memimpin rakor menekankan kepada seluruh pihak, baik dari pusat hingga pemerintah daerah untuk terus berupaya dalam mengatasi permasalahan harga komoditas pangan yang masih berlangsung.
“Ini merupakan rapat koordinasi yang pertama kali di bulan Ramadan. Ini sekaligus menjadi penekanan kita untuk terus berusaha keras agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan harga dan distribusi bahan-bahan pokok penting," kata Tomsi.
Komoditas yang menjadi penyumbang utama andil inflasi (y-on-y) di antaranya adalah beras, sigaret kretek mesin, bawang putih, tomat dan cabai merah. Untuk komoditas beras sendiri, inflasi yang disumbangkan okeh beras merupakan andil terbesar jika dibandingkan dengan komoditas lainnya.
Terkait hal tersebut Tomsi meminta kepada daerah untuk memberi perhatian lebih. Berdasarkan laporan Bulog, disebutkan pada Maret ini stabilitas harga dan stok komoditas beras sebetulnya berangsur terkendali, mengingat masuknya masa panen di beberapa sentra produksi. Akan tetapi di tengah stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang diklaim merata di seluruh Indonesia, masih ada daerah yang belum menggelar operasi pasar, yang ditengarai mempengaruhi gejolak harga beras. “Jangan sampai dari minggu ke minggu mendekati Idulfitri ini, harga-harga khususnya beras belum dapat kita kendalikan," pesannya.
Dalam arahannya, Tomsi meminta kepala daerah bisa melaksanakan dan bahkan meningkatkan program gerakan menanam. Di samping itu ia juga meminta seluruh pemerintah darah untuk melakukan operasi pasar murah yang masif yang memberikan dampak yang signifikan pada penurunan harga.
Menyikapi arahan tersebut, Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang mengikuti rakor secara online dari ruang Ngalam Command Center (NCC) langsung menggelar High Level Meeting (HLM) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang.
Wahyu menyebutkan, sejumlah intervensi telah dilakukan sebagai upaya mengendalikan inflasi di Kota Malang.
“Alhamdulillah operasi pasar sudah kita lakukan dan juga telah kita laporkan. Tapi tentu ada langkah-langkah yang harus kita lakukan untuk mengendalikan inflasi ini,” ungkapnya.
Dalam arahannya Wahyu mengatakan, langkah-langkah strategis perlu untuk dilakukan terutama menjelang Hari Raya Idulfitri nanti. Di antaranya Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes yang kembali dipusatkan di tiga pasar yang sama sesuai dengan rekomendasi Badan Pusat Statistik, yaitu Pasar Blimbing, Pasar Besar dan Pasar Dinoyo.
Lebih lanjut Wahyu juga menyebutkan, Pemkot Malang telah bersiap untuk mengalokasikan dana anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) dari APBD untuk membantu pengendalian inflasi.
“BTT saat ini sudah kami godok, dan siap untuk dicairkan. Harapannya dengan BTT ini mampu melakukan intervensi seperti misalnya bantuan untuk transportasi komoditas yang kita butuhkan,” pungkasnya. (iu/yon)