- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Jumat, 4 Oktober 2024 | 05:11 WIB
: Anggota Komisi D DPRD Jatim, Heri Romadhon meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan agar tehindar dari bencana.
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 13 Maret 2024 | 21:25 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 135
Surabaya, InfoPublik- Cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung di Jawa Timur hingga Maret ini berpotensi meningkatkan ancaman bencana hidrometeorologi, baik berupa angin kencang, banjir dan tanah longsor. Komisi D DPRD Jatim meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan agar tehindar dari bencana yang mengancam.
Anggota Komisi D DPRD Jatim, Heri Romadhon mengatakan, bencana hidrometeorologi sudah terjadi di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur. Antara lain, Kabupaten dan Kota Mojokerto mengalami banjir, tanggul jebol hingga jembatan putus, kemudian genangan, di Kabupaten dan Kota Probolinggo, Kabupaten Madiun, Magetan dan Ngawi juga terjadi banjir luapan air sungai usai hujan deras.
“Tentunya saya yakin pemprov maupun pemda setempat sudah melakukan penanganan tanggap bencana terhadap bencana di wilayah tersebut," jelas politisi asal dapil Blitar ini ketika dikonfirmasi, Rabu (13/3/2024).
Menurut Heri yang juga politisi asal Fraksi PAN Jatim, antisipasi bencana dampak hidrometeorologi diperlukan adanya mitigasi bencana. Di antaranya, melalui sistem peringatan dini (Early Warning System) terpadu BPBD yang dikembangkan dan notifikasinya disebarluaskan melalui semua moda komunikasi.
"Ini disebarluaskan melalui semua moda komunikasi, website, media sosial, SMS Blast, kemudian juga ada integrasi teknologi canggih, seperti radar cuaca milik BMKG dan pemantauan sungai dari BBWS, PU SDA dan Jasa Tirta diintegrasikan pada Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana atau Pusdalops PB yang dipantau secara 24 jam 7 hari," terang dia.
Selain itu, lanjutnya, perlu ada peningkatan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi dan pengembangan Desa Tangguh Bencana (Destana), Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan melakukan gerakan tanam pohon yang dilakukan secara kolaboratif dengan pemerintah daerah dan para relawan.
Berdasar rilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim penghujan diprediksi terjadi pada Januari - Maret 2024. (MC Diskominfo Prov Jatim /hjr-Pca)