- Oleh MC KAB NAGAN RAYA
- Jumat, 22 November 2024 | 21:38 WIB
: Hadiri Pengarakan Ogoh-ogoh, Mujiyat Pesan Jaga Selalu Persatuan-Foto:Mc.Barito Kuala
Oleh MC KAB BARITO KUALA, Selasa, 12 Maret 2024 | 02:51 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 168
Marahaban, InfoPublik - Sehari menjelang Hari Raya Nyepi berlangsung pengarakan Ogoh-ogoh di Balai Adat desa Dwipasari Kecamatan Wanaraya kabupaten Barito Kuala.
Pj. Bupati Barito Kuala Mujiya berkesempatan untuk hadir di tengah pengarakan serta memberi pesan kepada masyarakat untuk mempertahankan persatuan dan kerja sama dalam pembangunan di daerah.
“Semoga nanti akhir Maret, bisa dimulai rehab Pura (tempat ibadah umat Hindu), Saya tidak bicara panjang lebar karena akses jalan sudah baik, hanya jalan sumber ayu saja yang perlu perbaikan. Ini adalah bentuk keakraban kita bersama, rakyat bersatu, rakyat terpadu, rakyat bersama-sama. Maka tidak ada pekerjaan yang sulit karena semua akan terselesaikan dengan mudah,” tegas Mujiyat saat menghadiri pengarakan ogoh-ogoh, Minggu (10/3/2024)
Sehari menjelang Hari Raya Nyepi berlangsung pengarakan Ogoh-ogoh di Balai Adat dDsa Dwipasari Kecamatan Wanaraya kabupaten Barito Kuala.
Ogoh-ogoh adalah sebuah karya seni patung yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi menyambut Hari Raya Nyepi.
Pj. Bupati Barito Kuala Mujiyat, berkesempatan untuk hadir di tengah pengarakan serta memberi pesan kepada masyarakat untuk mempertahankan persatuan dan kerja sama dalam pembangunan di daerah.
“Semoga nanti akhir bulan maret, bisa dimulai rehab Pura (tempat ibadah umat Hindu), Saya tidak bicara panjang lebar karena akses jalan sudah baik, hanya jalan sumber ayu saja yang perlu perbaikan. Ini adalah bentuk keakraban kita bersama, rakyat bersatu, rakyat terpadu, rakyat bersama-sama. Maka tidak ada pekerjaan yang sulit karena semua akan terselesaikan dengan mudah,”kata Mujiyat saat menghadiri pengarakan ogoh-ogoh, Minggu (10/3/2024)
Pengarakan Ogoh-ogoh juga merupakan salah satu Pawai seni budaya dari umat Hindu. Acara ini terbuka bagi masyarakat umum dan warga bisa menyaksikan secara langsung kegiatan tersebut.
Kemudian, Ogoh-ogoh harus dibakar sebagai makna melenyapkan sifat-sifat buruk yang melekat di dalam diri manusia. (Wke/Dokpim/eyv)