- Oleh MC KAB SLEMAN
- Rabu, 13 November 2024 | 14:02 WIB
:
Oleh MC KAB SLEMAN, Selasa, 5 Maret 2024 | 13:11 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 151
Sleman, InfoPublik – Menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 H yang hanya dalam hitungan hari, mubaligh kondang Adi Hidayat menghimbau masyarakat muslim untuk melapangan hati seluas-luasnya sehingga merasa nyaman dan mudah menjalani ibadah saat Ramadan nanti.
Hal itu disampaikan Adi saat memyampaikan ceramah Tarhib Ramadan 1445 Hijriyah di Masjid Walidah Dahlan, Kompleks Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Senin (4/3/2024). Kelapangan hati, menurut Adi menjadi sangat penting mengingat di bulan Ramadan, manusia akan terbagi menjadi tiga golongan.
“Ada yang senang dengan kehadirannya, ada yang merasa biasa saja, dan ada segolongan manusia yang merasa susah oleh kehadiran bulan suci yang salah satu malam di dalamnya memiliki predikat lebih baik daripada seribu bulan,” ungkapnya. Saat hati lapang, lanjut Adi, tentu setiap apapun yang dibawa oleh bulan Ramadan, entah berupa perintah atau larangan akan mudah untuk diterima.
Ini sejalan dengan arti dari tarhib sendiri. Disampaikan Adi, tarhib berasal dari kata rahaba yakni kosa kata bahasa Arab yang memiliki arti hati yang lapang dan luas. Sehingga melalui kelapangan dan keluasan hati tersebut, siapa pun yang datang untuk mengerjakan sesuatu, ia dapat menerimanya dengan perasaan yang sangat lapang.
“Jika ada yang datang, dan kita bisa menerimanya dengan hati yang lapang, orang Arab akan mengubah kata dasar rahaba menjadi ra’haba. Sifat dari kata ini jika ditunjukkan dengan kesungguhan akan berubah menjadi tarhib. Jadi makna tarhib adalah proses melapangkan hati seluas-luasnya, sehingga apapun yang datang kepada kita, baik berupa informasi, perintah atau larangan, dapat kita terima dengan nyaman,” ungkapnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Adi Hidayat juga menyanjung keberadaan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Bahwa sejak berdiri pada 1926, nama ‘Aisyiyah yang berangkat dari usulan KH Fachruddin yang terobsesi dari nama istri Nabi paling cemerlang menjadi sumber inspirasi yang tak pernah habis untuk diteladani.
Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tersebut mengatakan, dalam proses mendampingi Nabi, ‘Aisyah marupakan satu-satunya perempuan yang dipersiapkan untuk menyerap ilmu dari sang utusan.
Kecemerlangannya, ulas Adi, dibuktikan dengan 2210 hadis yang berhasil diriwayatkan, bukan hanya tentang fikih, namun juga pengetahuan yang mencakup sains dan kedokteran.
“Jadi kala asal mula UNISA ini adalah STIKES, kemudian menjadi Universitas yang saat ini diusahakan di bidang kedokteran, itu bukan sekadar menjadi prodi, tapi ternyata juga memiliki jalur nasab sampai kepada ilmunya sayidah Aisyah,” ujarnya, diiringi tepuk tangan hadirin peserta pengajian. (Athiful/KIM Depok)