Ini Kegiatan yang Dilakukan Warga Tionghoa saat Rayakan Imlek

: Foto : Meilia Wang, salah satu warga Tionghoa Tuban/Anggota Forum Pembauran Kebangsaan Tuban.(mila)


Oleh MC KAB TUBAN, Minggu, 11 Februari 2024 | 14:24 WIB - Redaktur: Juli - 125


Tuban, InfoPublik - Warga Tionghoa tengah merayakan Tahun Baru Imlek atau Tahun Baru Cina yang bertepatan jatuh pada 10 Februari 2024.

Imlek juga sangat erat kaitannya dengan budaya dan agama bagi warga Konghucu, sebab merupakan hari raya agama tersebut. 

Secara khusus, Meilia Wang, salah satu warga Tionghoa Tuban, yang juga Anggota Forum Pembauran Kebangsaan Tuban yang mengikuti kegiatan menceritakan kesibukannya menyiapkan Imlek tahun ini. Mulai dari belanja pernak-pernik Imlek, membersihkan rumah, menyiapkan makanan khas yang harus ada, bahan untuk persembahan leluhur, hingga mendekorasi rumah dengan nuansa emas dan merah yang bermakna keceriaan, kemenangan, dan kemakmuran.

“Persiapan sudah dari satu minggu lalu. Bersih-bersih yang paling penting, karena pas hari H kita tidak boleh melakukan itu. Sebab, akan menghambat rezeki,” ungkapnya kepada reporter Diskominfo-SP, Sabtu (10/2/2024).

Dalam rumahnya, telah tersedia altar persembahyangan untuk leluhur. Sebelum pergi ke kelenteng pada malam sebelum Hari Raya Imlek, mereka melaksanakan sembahyang kepada leluhur di rumah. Persembahan berupa buah-buahan, kue keranjang, hingga makanan kesukaan leluhur. “Ini sebagai ungkapan terima kasih dan ras syukur kita kepada leluhur kita,” jelasnya. 

Setelah itu, ia bersama keluarga pergi ke kelenteng untuk sembahyang. "Setelah itu, kita kumpul-kumpul bersama keluarga di rumah,” timpalnya. 

Ada 3 hal yang harus dihadirkan dalam hari Imlek, yaitu jeruk, kue keranjang, dan angpau. Jeruk melambangkan kebahagiaan, sesuai dengan rasanya yang manis. Kemudian, kue keranjang melambangkan kekeluargaan dan kemakmuran. Lalu, angpau sebagai rasa syukur mereka atas rezeki yang didapat. “Dengan harapan memberi, rezeki kita akan semakin bertambah,” imbuhnya.

Saat hari H Imlek, pagi hari  dihabiskan untuk berkumpul bersama keluarga, open house, berkunjung ke sanak saudara dan teman teman. Anak-anak akan sungkem kepada yang lebih tua, meminta maaf dan meminta doa atau disebut pai-pai. Kemudian, yang lebih tua akan memberikan uang atau angpau kepada yang lebih muda. “Biasanya  angpau ini untuk anak-anak, atau yang belum menikah. Tapi kalau si anak mampu dan belum menikah, biasanya juga kasih ke orang tua,” imbuhnya.

Rangkaian Imlek akan ditutup dengan Cap Gomeh, yang dirayakan 15 hari setelah Hari  Raya Imlek. Warga Konghucu akan kembali melakukan sembahyang di kelenteng, kemudian berkumpul untuk makan bersama dan berbagi kebahagiaan. 

Dalam Tahun Naga Kayu yang memiliki arti kesuksesan dan kemakmuran ini, Meilia Wang berharap, kebahagiaan dan kesuksesan selalu menyertai di tahun ini. “Semoga Indonesia semakin makmur, dan ekonomi melesat,” tutupnya. (nurul jamilah/hei)