- Oleh MC KAB SUMBAWA BARAT
- Rabu, 21 Februari 2024 | 15:27 WIB
:
Oleh MC KAB SUMBAWA BARAT, Rabu, 31 Januari 2024 | 12:49 WIB - Redaktur: Kusnadi - 92
Sumbawa Barat, InfoPublik — Direktur RSUD Asy Syifa Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dr. Carlof merespons positif kerja sama beasiswa kedokteran antara Pemda KSB dengan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram). Kerja sama ini akan menjadi pintu masuk bagi RSUD Sumbawa Barat untuk menambah jumlah dokter spesialis.
"Melalui program ini, ke depan kita berharap ada banyak dokter umum dari KSB yang bisa melanjutkan spesialis di Unram,’’ katanya, Senin (29/1/2024).
Sejauh ini, RSUD Asy Syifa Sumbawa Barat memiliki 18 dokter spesialis. 13 spesialis berstatus permanen, 5 lainnya masih bekerja sama dengan Udayana.
"Kita harap spesialis permanen semakin banyak. Tahun 2023 ini 2 orang lulus pendidikan spesialis bedah dan spesialis kandungan,’’ paparnya.
Tahun 2024 ini, pihaknya kembali akan memberikan rekomendasi kepada sejumlah dokter untuk melanjutkan pendidikan spesialis paru dan syaraf.
"Kita sudah komunikasi dengan pihak Unram, bagaimana dokter dari KSB diberikan peluang yang besar melanjutkan spesialis Fakultas Kedokteran Unram,’’ harapnya.
Diakuinya, program dokter spesialis yang saat ini dikerjasamakan belum mengatur tentang dokter spesialis. Kerja sama beasiswa itu hanya untuk anak-anak Sumbawa Barat yang akan melanjutkan kuliah kedokteran (S1).
‘’Cuma kami berharap bisa mendapat kredit point khusus dari kerjasama ini,’’ pintanya.
Dokter spesialis yang saat ini dimiliki KSB di antaranya, spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi dua orang, dokter spesialis bedah, dokter spesialis kandungan, spesialis anak, spesialis THT, dokter jiwa, spesialis radiologi dan spesialis patologi klinik.
"Sisanya seperti spesialis layanan jantung dan mata itu kita kerja sama dengan Udayana,’’ urainya.
Dokter spesialis yang dimiliki RSUD Sumbawa Barat lebih dari cukup. Hanya saja, pihaknya menginginkan adanya akselarasi pelayanan cepat. "Kalau kita menunggu yang permanen terus, sampai kapan. Inikan kejar-kejaran antara SDM, Sapras dan Alkes. Penambahan spesialis inikan nanti akan mengurangi rujukan,’’ akunya.
Ia mencontohkan, ketika saat ini jumlah rujukan masih banyak, dengan penambahan spesialis ini jumlah rujukan bisa berkurang dan cukup dilayani di Sumbawa Barat.
"Misalnya jumlah rujukan 10, nanti bisa berkurang menjadi delapan, enam dan empat. Ini akan terus kita kurangi,’’ janjinya.
Kehadiran spesilis ini diakuinya berhasil mempercepat layanan. Misalnya operasi katarak, saat ini KSB tidak perlu rujuk ke luar daerah.
"Kita kan tidak perlu rujuk, jantung juga demikian, kalau yang tidak terlalu darurat bisa ditangani di KSB,’’ tutupnya. (MC Sumbawa Barat)