- Oleh MC PROV GORONTALO
- Rabu, 13 November 2024 | 08:21 WIB
: Foto bersama Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Gorontalo pada rapat koordinasi pembahasan program DAS, bertempat di ruang rapat Kantor BPDAS, Kamis (16/11/2023). (Foto : Mila)
Oleh MC PROV GORONTALO, Kamis, 16 November 2023 | 21:20 WIB - Redaktur: Kusnadi - 115
Kabupaten Gorontalo, InfoPublik – Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Gorontalo siapkan pertemuan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) Regional Sulawesi pada 27 November mendatang. Hal ini dibahas pada rapat koordinasi pembahasan program DAS, bertempat di ruang rapat Kantor BPDAS, Kamis (16/11/2023).
JICA atau Badan Kerja Sama Internasional Jepang, merupakan sebuah lembaga yang didirikan pemerintah Jepang untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang. Pertemuan ini akan difasilitasi oleh BAPPPEDA Provinsi Gorontalo.
“Kita rencananya akan melakukan pertemuan dengan JICA Sulawesi kerja sama yang membahas edukasi lingkungan dan terkait demplot pengembangan lapangan untuk memperbaiki rehabilitasi lahan di daerah hulu DAS Limboto yang selama ini sudah mengalami degradasi,” ungkap Wawan.
Dikatakan Ketua Forum DAS Gorontalo Wawan Tolinggi, dalam pertemuan ini perlu disiapkan rumusan kegiatan yang akan ditawarkan oleh FORDAS kepada pihak JICA. Rehabilitasi lahan di hulu DAS Limboto dengan tanaman Pongamia juga akan menjadi salah satu poin pembahasan.
Tanaman pongamia merupakan jenis pohon polong-polongan yang tumbuh cepat dan berkanopi lebar, tumbuh setinggi sekitar 15 hingga 20 meter, dan secara tradisional digunakan sebagai kayu bakar, pakan ternak, naungan, dan pengayaan tanah. Wawan menjelaskan, penanaman pongamia sendiri bertujuan untuk memperbaiki lahan kritis yang ditujukan untuk energi alternatif dan akan dikembangkan dalam kerja sama.
“Nantinya kita akan menyiapkan demplot dulu di tahun 2024 kurang lebih 5 hektar, kerja sama dengan kelompok tani disitu dengan skema kolaborasi. Jadi pihak JICA akan memberikan dukungan fasilitas termasuk melibatkan pihak industri,” ungkap Wawan.
Wawan berharap tanaman ini nantinya tidak hanya memperbaiki ekosistme alam yang mengalami kritis. Tetapi juga bisa meningkatkan pendapatan petani di sekitar kawasan tersebut.
Selebihnya, dalam rakor ini membahas persiapan musyawarah FORDAS yang akan melibatkan seluruh stakeholder terkait baik LSM, NGO, pemerintah, dan toko masyarakat pada 23 November mendatang. FORDAS juga akan melakukan evaluasi kegiatan selama 2023 yang akan diproyeksikan pada tahun 2024. (mcgorontaloprov/mila)