Empat Warga Negara PNG Ditahan Petugas Imigrasi Merauke

: Emapt Warga PNG ditahandi Imigrasi Merauke-Foto:Merauke


Oleh MC KAB MERAUKE, Kamis, 16 November 2023 | 09:33 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 49


Merauke, InfoPublik - Ketahuan melakukan pelanggaran di tapal batas RI-PNG, empat warga Negara PNG diamankan oleh petugas Imigrasi Kelas II TPI Merauke, Sabtu (11/11/2023) di PLBN Sota.

Penangkapan ini bermula ada salah satu orang Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Petrus Gebze (38) membawa empat orang WNA dari PNG masuk lewat Kali Torasi ke Merauke. Setelah ke Merauke, lalu mereka mengantar BBM sebanyak 105 liter yakni 75 liter bensin dan 35 liter solar ke Fransiskus salah satu penerima yang ada di wilayah perbatasan PNG dengan menggunakan mobil Inova dari Merauke ke Sota.

"Sesampainya di Sota, mereka menunggu di Pasar PLBN Sota tapi Fransiskus tidak kunjung tiba untuk mengambil BBM, lalu Petrus Gebze bersama empat orang tersebut bersama Fransiskus menuju ke PNG dengan cara menipu petugas di PLBN Sota bahwa telah melapor ke Petugas CIQ sehingga petugas membuka pintu dan mengizinkan mereka mengantarkan BBM ke negara PNG," terang Kepala Kantor Imigrasi Mereka, Zulhamsyah dalam konferensi pers, Selasa (14/11/2023) di Imigrasi Merauke.

Ketika mengetahui bahwa kelima orang tersebut berbohong, mereka akhirnya ditahan petugas di Pos Satgas di hari yang sama sekembalinya mengantar BBM ke PNG lalu diserahkan ke Polsek Sota untuk diproses. Setelah melalui Polsek Sota, kemudian mereka diserahkan ke Kantor Imigrasi Merauke untuk ditindaklanjuti berkaitan dengan pelintasan ilegal WNA tanpa menggunakan dokumen keimigrasian.

Empat WNA diduga melanggar Pasal 119 ayat 1 junto 113 UU nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian dengan hukuman paling lama 5 tahun kurungan. Empat WNA asal PNG itu adalah Mailu Kanai 44 tahun, Bila Oriom 30 tahun, Daida Mame 35 tahun dan Mauga Aniba 34 tahun.

Kepala Imigrasi membenarkan bahwa kebutuhan BBM di PNG daerah perbatasan diambil dari Indonesia mengingat warga PNG perbatasan kesulitan untuk mendapatkan BBM dari negaranya sendiri.

Yang menjadi pertanyaan, sekian lama warga Merauke termasuk daerah perbatasan Sota terus bersuara karena mengalami kekurangan BBM, sedangkan kuota yang harusnya untuk kebutuhan Merauke justru dilalulintaskan ke negara lain. Otomatis kebutuhan pemilik kuota BBM tidak tercukupi karena harus berbagai ke negara tetangga.(McMrk/geet/Af/Eyv)

 

Berita Terkait Lainnya