:
Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 4 Oktober 2023 | 08:40 WIB - Redaktur: Tobari - 27
Sleman, InfoPublik - Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kapanewon Tempel menggelar Konsolidasi dan Koordinasi mengenai perkembangan yang terjadi di wilayah Tempel sebagai langkah awal antisipatif mengenai potensi konflik yang rawan terjadi di tengah masyarakat menjelang Pemilu tahun 2024.
Kegiatan yang berlangsung di Rumah Makan Bebek Bacem, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Sleman pada Selasa (3/10/2023) ini dihadiri oleh Panewu Anom Tempel, Dyah Purwanti.
Dalam sambutannya, Dyah mengatakan bahwa yang menjadi konsentrasi dari kedua forum ini adalah terkait apa yang dinamakan Ancaman,Tantangan, Hambatan, Gangguan (ATHG) dan apabila ditemukan untuk segera berkoordinasi dan memberikan informasi tersebut kepada pihak yang berwenang.
"Perlu adanya kecepatan dan ketepatan dalam mengantisipasi segala bentuk ATHG di lingkungan masyarakat dengan memberikan informasi yang akurat sehingga segala bentuk ancaman dan gangguan dapat diantisipasi sesegera mungkin oleh pihak yang berwajib," ujar Dyah.
Sementara itu, Supardi, Kepala Jawatan Keamanan Kapanewon Tempel selaku pengampu kegiatan kedua forum ini menitikberatkan bahwa FKDM dan FPK dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitar, di mana beberapa waktu lagi akan diselenggarakan pemilihan umum, yang tentunya akan banyak melibatkan masyarakat dalam jumlah besar.
"Dari beberapa hal tersebut diatas maka peran FKDM dan FPK sangat diperlukan guna dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada lingkungan masyarakat yang berada di wilayah Kapanewon Tempel," ungkap Supardi.
Imam Nayoko selaku Ketua FKDM Kapanewon Tempel melaporkan secara rinci perkembangan-perkembangan yang terjadi dari masing masing kalurahan dalam kewenangan nya. Di antaranya, terkait penanganan sampah yang saat ini masih menjadi darurat sampah di kabupaten Sleman, serta imbauan dalam menghadapi dan mengantisipasi proses pemilu.
Kami berharap kalau nanti tiba masanya kampanye perlu ditekankan lebih tegas untuk tidak menggunakan tempat ibadah sebagai sarana kampanye atau mencari dukungan walaupun saat ini banyak dari para calon yang berasal dari komunitas tempat ibadah.
"Juga nanti saat pelepasan atribut kampanye setelah selesai masanya tidak disobek, tetapi digulung untuk menghindari adanya gesekan antar pendukung," ungkap Imam. (SBD/KIM Tempel/toeb)