- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Selasa, 1 Oktober 2024 | 18:05 WIB
:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Senin, 25 September 2023 | 10:05 WIB - Redaktur: Kusnadi - 139
Sumbawa Barat, InfoPublik — Jalan pikiran yang saat ini sedang diupayakan Pemda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ke depan tak hanya menjadi konsep atau cara berpikir bagi masyarakat Sumbawa Barat saja. Konsep ini diharapkan bisa diterapkan lebih luas, khususnya bagi seluruh masyarakat Tana Samawa (Kabupaten Sumbawa Barat dan Sumbawa).
Konsep ini dinilai cocok, mengingat Sumbawa dan Sumbawa Barat merupakan daerah serumpun. Dengan membangun jalan pikiran, akan membawa perubahan positif bagi masyarakat daerah kakak beradik itu.
Konsep ini disampaikan Bupati Sumbawa Barat, H. W. Musyafirin saat temu 99 tokoh berpengaruh asal Sumbawa Barat dan Sumbawa, Jum’at (22/9/2023). Pertemuan yang berlangsung di komplek pondok Pesantren Dea Malela, Kabupaten Sumbawa dihadiri sejumlah tokoh berpengaruh, antara lain Sultan Sumbawa, Sultan Muhammad Kaharuddin IV, Bupati Sumbawa, H. Mahmud Abdullah, Mantan Wakil Ketua DPR RI, H. Fahri Hamzah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dua periode (2005-2015) sekaligus pendiri pondok pesantren Dea Malela, Prof. Din Syamsuddin, Mantan Bupati KSB dua periode, KH. Zulkifli Muhadli dan sejumlah tokoh penting lainnya termasuk pengurus Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat.
‘’Lewat Silatul Qolbi, menyambung hati atau silaturahmi seperti ini akan melahirkan Silatul Fikri atau dari hati berlanjut ke pikiran,’’ papar Bupati Sumbawa Barat, H. W. Musyafirin.
Temu tokoh ini sekaligus menjadi tempat bertukar pikiran, informasi dan pengalaman. Bupati menyampaikan, di Kabupaten Sumbawa Barat ada empat konsep yang sudah dilaksanakan pemerintah. Pertama, Jalan Tanah, berupa perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan. Saat ini hampir semua jalan di Sumbawa Barat sudah Hotmix. Kedua, Jalan Air. Jalan air adalah program pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih. Saat ini hampir 95 persen masyarakat Sumbawa Barat telah menikmati air bersih.
Ketiga, Jalan Api yaitu progam penyediaan listrik untuk masyarakat. Di Sumbawa Barat saat ini hampir semua wilayah sudah dialiri aliran listrik, keempat Jalan Angin yaitu program penyediaan jaringan telekomunikasi hingga internet yang kini sudah menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa Barat.
‘’Jalan lain yang harus dibangun adalah jalan pikiran. Membangun pola pikir masyarakat ke arah yang positif, tidak lagi melihat sesuatu termasuk perubahan sebagai hal yang negatif. Konsep ini cocok kita tanamkan kepada Tau Tana Samawa,’’ katanya.
Meski demikian, perubahan yang terjadi tak boleh melunturkan semangat dasar yang menjadi nilai luhur masyarakat Samawa. Temu 99 tokoh Tana Samawa juga diharapkan mampu melahirkan sejumlah pemikiran positif yang nantinya akan memberikan manfaat besar.
‘’Silaturahmi dari hati ke hati seperti ini akan menjadi ajang saling berbagi informasi, menyatukan pikiran untuk kemajuan Tana Samawa ke depan,’’ harapnya.
Temu 99 tokoh ini harus mampu melahirkan rumusan penting sebagai pegangan maupun pedoman untuk masyarakat Tau Tana Samawa. Sebagai Tau Samawa, Bupati Sumbawa Barat dua periode ini mengakui ada sedikit yang membuatnya resah.
‘’Masyarakat Samawa itu sangat terbuka. Tapi ada satu kelemahan kita dan ini membuat kita sulit maju, khususnya dalam bidang perekonomian terutama sektor pertanian hortikultura,’’ katanya.
Salah satu contoh paling banyak ditemukan di tengah masyarakat, saat menekuni pertanian hortikultura, masyarakat dominan menjadikan menanam sayur mayur sebagai kegiatan sosial dari pada kebutuhan ekonomi.
‘’Kalau ada keluarga, teman yang datang minta kita berikan saja. Nilai sosialnya lebih tinggi ketimbang nilai ekonomi. Kita punya uang Rp 50 ribu itu akan habis begitu saja, tanpa mau berpikir bagaimana mengembangkan uang tersebut menjadi lebih produktif,’’ tutupnya. (MC Sumbawa Barat)