Penguatan Spiritualitas dan Kelas Mentoring Temu Raya Pengasuh GPM 2023

:


Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Rabu, 20 September 2023 | 05:44 WIB - Redaktur: Juli - 67


Ambon, InfoPublik - Pelaksanaan Temu Raya Pengasuh GPM 2023 hari ketiga (19/9/2023) diboboti dengan materi Penguatan Spiritualitas berupa Penjelasan Tema: “Kita Teguh Bertumbuh di Tengah Hidup yang Gaduh”.

Penjelasan tersebut disampaikan Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elifas Tomix Maspaitella dengan moderator Sekretaris Departemen Pemberdayaan Teologi dan Pembinaan Umat (PTPU) Sinode GPM, Pendeta R.Parera Talabessy.

Pendeta Maspaitella memberikan beberapa poin penting bagi para pengasuh dalam menjadi seorang pengajar, untuk mempersiapkan jati diri, mental, karakter anak-anak dalam kegaduhan global yang akan terjadi pada masa depan.

Pertama, menyadari sungguh bahwa menjadi pengasuh merupakan suatu panggilan. Untuk itu, dalam menjalankan tugas sebagai pengasuh, jati diri sebagai seorang pelayan Kristus (pengasuh) tidak akan berubah hanya karena kondisi dan keadaan.

Kedua nengenai upah. Dalam kitab menggunakan istilah kerja. Pengerja yang dimaksud Paulus, adalah dia yang bekerja dengan tidak mengejar upah tapi dengan menghambakan dirinya.

Ketiga, memiliki karakter yang kuat. Dia mengenal dengan baik dirinya sendiri, dapat menjadi teladan. Dalam pola pelayanan GPM, pengajar (pengasuh) itu tidak hanya sharing pengetahuan kepada anak asuh, tapi menunjukkan keteladanan diri dalam tugas sebagai pengajar.

Keempat, pengasuh yang teguh adalah orang yang dapat dicontoh, orang yang tidak plin-plan, tegas, berakhlak, melakukan apa yang dikatakan sesuai dengan yang dijanjikan, yang bertindak dengan keyakinan serta dewasa dan bijak.

Selanjutnya, Kelas Mentoring kedua dengan Narasumber Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, M.Th, yang menyajikan materi: “Menjadi Guru Sekolah Minggu yang Melayani” dan dipandu oleh Moderator: Dr. Herly J Lesilolo, M.Pd.

Bagi Pendeta Gomar, menjadi guru sekolah Minggu yang melayani, haruslah tangguh, sama seperti Yesus Kristus. Harus melayani anak-anak dengan ramah dan baik. Memiliki dorongan hati sehingga dapat merasakan empati.

Selain itu, menyadari bahwa setiap orang memiliki keilahian. "Untuk itu dapat menerima segala kekurangan dan keterbatasan anak-anak sehingga mereka diperlakukan sama," ujarnya.

Yang paling penting, para pengasuh harus sadar bahwa tidak ada anak yang tidak suka bermain. Untuk itu anak-anak lebih mengingat materi yang dibawakan dalam bentuk games atau cerita-cerita menarilk dari pada khotbah.

Mentoring oleh Ketum PGI dan Ketua Sinode GPM direspon dengan sangat baik. Momentum ini juga di jadikan sebagai sesi berbagi pengalaman dan cerita, hambatan, serta saran dari para pengasuh peserta Temu Raya.

 

Berita Terkait Lainnya