- Oleh MC KAB TEMANGGUNG
- Selasa, 26 November 2024 | 16:33 WIB
:
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Minggu, 17 September 2023 | 17:06 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 73
Temanggung, InfoPublik - Hari beranjak siang, matahari mulai bersinar tegas dan burung kutilang berloncatan di dahan sambil bernyanyi, ketika warga menggelar doa bersama di Makam mbah Kiai Donorojo di Dusun Dukuh, Desa Ngropoh, Kecamatan Kranggan Temanggung, Jumat (15/9/2023) siang.
Dalam doa yang dipimpin tokoh agama setempat itu, antara lain dipanjatkan harapan peningkatan kesejahteraan. Memintakan ampun para pemimpin negeri dan agar mereka mendapat lindungan dan petunjuk dalam mengemban amanah, sehingga tidak menyelewengkan amanah yang diemban.
Tokoh warga setempat, Kabul mengatakan warga bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa, berupa nikmat kemerdekaan, kesehatan dan hasil bumi yang melimpah.
"Kami juga bersyukur peningkatan kesejahteraan," katanya, Sabtu (16/9/2023).
Warga Dusun Dukuh dan sejumlah dusun sekitar datang ke makam mbah Kiai Donorojo di bukit Dukuh yang ada di barat pemukiman.Mereka membawa tenong yang berisi aneka makanan seperti nasi bucu, ingkung ayam kampung, sayuran, kerupuk, tempe dan tahu bacem, buah-buahan, jajan pasar, serta masih banyak lagi ragam makanan yang diolah dari hasil bumi.
Sesampai di makam Mbah Kiai Donorojo yang juga dijadikan pemakaman umum, warga duduk berjajar di atas tikar. Tenong ditaruh di depan. Setelah doa selesai yang dipimpin sesepuh desa, tenong dibuka dan dibagikan pada mereka yang datang.
Warga juga menggelar ruwatan dengan pementasan wayang kulit dengan lakon Romo Tambak dari dalang setempat. Selain itu, digelar pula kebersihan lingkungan yang ditandai pula dengan penanaman pohon.
Kabul mengatakan ritual sadranan tahun ini sangat istimewa, sebab telah berlalunya pandemi COVID-19 dan menjelang Pemilu dengan harapan meningkatkan kesadaran warga untuk memilih calon-calon yang tulus bekerja untuk rakyat.
"Leluhur warga merupakan pejuang, jadi warga berdoa agar diberi ketenangan dalam memilih para calon pemimpin yang benar-benar pejuang untuk warga," imbuhnya.
Ia mengatakan, ritual Sadranan Donorojo sebagai menjaga tradisi leluhur dan internalisasi kearifan lokal yang kini semakin terkikis perkembangan jaman.
Melalui ritual tahun ini warga berharap dan berjuang untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, jangan sampai keragaman dan kebhinekaan yang ada dijadikan alasan saling menghina satu sama lain, tetapi dijadikan sarana saling mengerti mempererat persaudaraan. (MC.TMG/Aiz;Ekp/Eyv)