:
Oleh MC KOTA PARIAMAN, Jumat, 28 Juli 2023 | 21:50 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 611
Pariaman, InfoPublik - Universitas Indonesia melakukan penelitian dibidang ketahanan nasional salah satunya ialah dibidang pariwisata, kesehatan, keamanan dan ketertiban dan juga ketahanan di bidang kepemudaan.
Hasil penelitian dari UI akan menjadi acuan buku besar di Indonesia, bahwa yang dilakukan oleh Kota Pariaman kota kecil namun mampu melakukan resiliensi sehingga memiliki daya lenting yang kuat untuk lepas dari berbagai tantangan.
Hal tersebut disampaikan Walikota Pariaman, Genius Umar saat membuka kegiatan Gerakan Youth Resilience di Era Digital "Stop Digital Sex Crime bersama Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia (UI) Women dan Children Resilience (WCR) Polres Pariaman dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kota Pariaman di Balairung rumah dinas walikota, Jumat (28/7/2023).
Acara dihadiri oleh Dosen Universitas Indonesia, Margaretta Aneta, Feby Datuak Bangso, Kapolres Pariaman, AKBP Abdul Azis, Kadis P3AKB Kota Pariaman, Lucyanel Genius beserta jajaran dan dihadiri juga oleh perwakilan siswa-siswi SMA/SMK se-Kota Pariaman.
Genius menyebutkan, untuk youth resilience ini Pemko Pariaman membuat berbagai kebijakan yang membuat anak-anak kita memiliki ketahanan dibidang pendidikan seperti wajib belajar 12 tahun (SD, SMP, SMA) dan program Satu Keluarga Satu Sarjana (Saga Saja) dimana anak-anak yang tidak mampu tetap bisa kuliah sehingga nanti bisa bekerja menghasilkan uang, sehingga anak-anak ini menjadi anak yang resiliensi, produktif, bisa menghadapi berbagai tantangan dan menjadi juara.
“Anak-Anak Kota Pariaman juga diberikan asuransi agar selalu sehat. Oleh sebab itu, Pemko Pariaman memberikan jaminan kesehatan untuk semua warganya yang tidak mampu sehingga Universal Health Coverage (UHC) Kota Pariaman mencapai 99,8 persen. Hampir semuanya telah tercover asuransi untuk warga KTP Kota Pariaman, hanya dengan membawa KTP mereka bisa berobat secara gratis,” ujarnya.
Anak-Anak Kota Pariaman harus berolahraga supaya badannya sehat, harus ikut pola makan sehat dan pola hidup sehat, tidak begadang dan tidur terlalu larut malam.
Genius menegaskan, anak-anak jangan hanya jempolnya yang olahraga sibuk dengan gadget, coba atur pola saat main gadget tersebut agar mata sehat, sibukan dengan olahraga setiap pagi dan sore agar pertumbuhan anak-anak menjadi lebih baik dan tulangnya menjadi lebih kuat.
Kemudian ketahanan kebudayaan, anak-anak harus memiliki jati diri sebagai warga negara Indonesia, sebagai orang Pariaman yang memiliki beragam kebudayaan. Banyak budaya-budaya yang membuat pemuda memiliki resiliensi, memiliki jati diri kebudayaannya dan itu harus dijaga juga.
Ketahanan kepribadian, pemuda harus tangguh di era digital, stop digital sex crime. Anak-Anak harus bijak dalam bermedia sosial, anak-anak harus tahu sehingga bisa melakukan proteksi untuk dirinya sendiri.
Genius mengatakan, Kota Pariaman tahun ini meraih dua penghargaan sekaligus yakni Kota Layak Anak (KLA) status Nindya, dan Anugerah dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Dosen UI, Margaretta Aneta selaku narasumber mengatakan, kekerasan disekolah masih sering terjadi, tidak hanya verbal namun juga non verbal.
“Kekerasan bisa juga terjadi di era digital melalui gadget. Maka dari itu kita melauncing kegiatan ini untuk membentuk anak-anak yang tangguh di era digital,” ujarnya.
Margaretta mengatakan, dampak buruk akibat semua kekerasan yang terjadi anak-anak gagal menjadi generasi emas. Apalagi kekerasan seksual terjadi pada anak, akan membunuh generasi dan masa depan mereka.
Senada dengan itu, Kapolres Pariaman, AKBP Abdul Azis mengatakan, sosialisasi diadakan untuk mengantisipasi jangan sampai adik-adik menjadi korban kekerasan.
“Jika terjadi kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan bullying pada adik-adik jangan takut untuk melapor ke pihak kepolisian, kami akan melindungi semua hak-hak si pelapor,” tutup Kapolres Pariaman.
(Erwin)