Cegah Antraks, Temanggung Tingkatkan Pemantauan Lalu Lintas dan Pemeriksaan Ternak

:


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Senin, 10 Juli 2023 | 19:34 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 24


Temanggung, InfoPublik - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung mengantisipasi penyebaran penyakit antrak pasca temuan di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Kepala DKPPP Kabupaten Temanggung Djoko Budi Nuryanto mengatakan sejumlah langkah ditempuh untuk mengantisipasi masuknya antrak pada ternak di Temanggung.

"Kami meningkatkan survailance aktif di pasar daerah, perbatasan dan penampungan ternak," kata Joko Budi Nuryanto, Senin (10/7/2023).

Ia mengatakan pihaknya melalui petugas di lapangan seperti penyuluh, dokter dan mantri hewan meningkatkan edukasi terkait bahaya antrak. Pada warga dan pedagang mengimbau mewasdai hewan ternak dari daerah-daerah yang pernah terjangkit atau terdapat temuan antrak.

"Warga dan pedagang untuk memastikan kesehatan hewan tersebut, di antaranya ada surat keterangan kesehatan hewan (SKKH)," terangnya.

Ditambahkan olehnya, ternak dari daerah antrak pasti sudah dilarang peredarannya oleh otoritas setempat sampai batas waktu yang sudah ditentukan. Meski begitu, petugas tetap meningkatkan pengawasan secara ketat lalu lintas hewan di kabupaten tersebut, terutama hewan yang masuk dari daerah temuan antrak.

"Bisa jadi ada orang yang nekat membawa keluar hewan dari daerah antrak untuk dijual. Pemeriksaan di pos ini perlu memastikan,"jelasnya.

"Kami bergerak cepat dengan pengawasan perdagangan hewan ternak sapi dan domba dari luar daerah yang masuk ke Temanggung," imbuhnya.

Dikemukakan, dalam beberapa hari terakhir pasca temuan antrak pada hewan ternak di Gunungkidul, pihaknya juga melakukan survailance pasif, yakni menunggu informasi dari pedagang, peternak maupun petugas, terkait antrak.

Joko Budi mengemukakan, sejauh ini tidak ditemukan penyakit antrak pada hewan di Kabupaten Temanggung.

Adapun Kabupaten Temanggung termasuk daerah penghasil ternak terbesar di Jawa Tengah, terutama domba. Ternak tersebut banyak dijual ke daerah-daerah lain diantaranya Semarang, Surakarta dan Jogjakarta.

Dikemukakan di pos pemantauan lalu lintas ternak dan pasar petugas melakukan skrining diantaranya dengan cara mengecek suhu tubuh dan memeriksa secara keseluruhan kesehatan sapi ternak tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Agus Warianto mengatakan, sejumlah langkah strategis ditempuh untuk mengantisipasi dan penanganan antrak dengan pengetatan lalu lintas ternak dan penyiapan vaksin antrak.

"Kami mencoba untuk menghindari penularan atas segala penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia,"imbuhnya.

Diterangkan, bakteri bacillus anthrax dapat menular pada manusia. Spora yang ditimbulkan penyakit ini bisa bertahan hingga 75 tahun, meski bangkai hewan yang tertular telah dikubur.

"Warga untuk bisa mencegah agar antrak tidak menular ke manusia, upaya pencegahan paling penting diantaranya bangkai hewan yang dikubur dicor atau ditandai,karena sporanya bisa bertahan 75 tahun, sehingga generasi berikutnya tahu di situ ada hewan yang tertular," tambahnya. (MC.TMG/Aiz;Ekp/Eyv).