:
Oleh MC KAB. HALMAHERA SELATAN, Senin, 5 Juni 2023 | 13:02 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 564
Halsel, InfoPublik - Krisis pangan adalah kondisi kelangkaan pangan yang dialami sebagian besar suatu wilayah yang disebabkan oleh antara lain kesulitan distribusi pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, konflik sosial bahkan akibat perang.
Menurut staf khusus bidang ekonomi dan pembangunan, Muhammad Yunus Nazar, menghahadapi krisis pangan baik Indonesia maupun dunia. Dengan kondisi iklim saat ini sektor yang paling berdampak oleh keadaan tersebut adalah pertanian, yang merupakan sumber pangan bagi ratusan juta penduduk Indonesia dan ratusan ribu penduduk Halmahera Selatan.
Di Halsel sendiri sebenarnya sektor pangan ini tak terlalu berdampak serius sebab daerah ini memiliki tanaman pangan lain seperti sagu, ubi, pisang dll yang merupakan tanaman kearifan lokal.
"Di sisi lain perlu diingat bahwa sekarang ini Halmahera Selatan pola makannya sudah berubah yang tadinya hanya mengkonsumsi tanaman kearifan lokal ke Beras dan hortikultura (sayur- mayur) yang tentunya sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan kecukupan pasokan bahan pangan agar tidak terjadi kekurangan bahan pangan tersebut," kata Muhammad Yunus Nazar, Senin (5/6/2023)
Ia menambahkan, sesuai arahan Bupati masyarakat tentunya berupaya tetap menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan dalam menghadapi krisis pangan.
Pemerintah Daerah Halmahera Selatan telah melakukan terobosan melalui kegiatan, pengadaan sarana dan prasarana pertanian, berupa pendistribusian alat mesin pertanian ke desa-desa di Kecamatan yang ada di Halmahera Selatan. Sedangkan prasarana adalah pendukung untuk berjalanannya kegiatan berupa bangunan seperti tahun 2022 dan 2023 telah telah dibuat bangunan-bangunan penampung air yang mendukung tanaman Perkebunan adalah Pembuatan Irigasi Air Tanah dangkal sebanyak 9 unit, Jalan produksi 1 unit. Tahun 2023 pemerintah Daerah Halmahera Selatan telah menyiapkan irigasi tanah air dangkal 14 unit , sumur bor 5 unit, Embung 2 unit dan jalan produksi 28 unit.
Pada Tahun 2022 lalu pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan telah menyiapkan:
1. Pembangunan Irigasi air tanah dangkal sektor tanaman pangan 5 unit
2. Pembangunan Irigasi air tanah dangkal sektor hortikultura 4 unit
3. Pembangunan Irigasi air tanah dalam (sumur bor) sektor tanaman pangan 2 unit
4. Pembangunan Irigasi tersier 3 unit.
5. Pembangunan jalan usaha tani sektor tanaman pangan 3 unit.
Sedangkan tahun 2023 Pemda menyiapkan:
1. Jalan Tani mendukung tanaman pangan 19 unit dan hortikultura 5 unit
2. Irigasi Tanah Air Dangkal tanaman pangan 19 unit dan hortikultura 7 unit
3. Irigasi Air Tanah Dalam ( sumur bor). 4 unit.
"Untuk mengantisipasi El-Nino pada tahun 2024 melalui Dana DAK ke Kementrian Pertanian kami telah mengusulkan 134 unit Irigasi Tanah Air Dangkal dan Dalam, 41 unit Jalan Tani dan 101 unit Jalan Produksi. Sedangkan bibit dan benih-benihan untuk didistribusi kepada seluruh desa diusulkan kepada Pemda melalui sumber dana DAU maupun DID," kata juru bicara Bupati Halsel, Rudi.
Ia menambahkan, untuk menjaga stabilitas dan ketahanan pangan telah dilakukan pula pemberdayaan ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok tani berupa pemberdayaan pekarangan lestari Tahun 2022 sebanyak 6 Desa dan Tahun 2023 sebanyak 22 Desa.
Sesuai UU 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Perpres 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, Kabupaten /Kota diwajibkan membuat Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Daerah, telah menganggarkan melalui APBD Tahun 2023. "Untuk membuat Perda dan pembelian beras untuk cadangan pangan Kabupaten Halmahera Selatan meskipun bisa mencukupi seluruh masyarakat dan Gudang Pangannya tahun ini juga dibuat oleh Dinas Pangan Propinsi Maluku Utara yang berlokasi di Komplek Kantor Dinas Pertanian Desa Hidayat, Bacan," ujar dia.