BPS Sulteng Gelar FGD dan Sosialisasi ST2023

:


Oleh Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat, 2 Juni 2023 | 12:56 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 51


Palu, InfoPublik - Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan Sosialisasi Sensus Pertanian Tahun 2023. FGD dibuka Kepala BPS Provinsi Sulteng Simon Sapary di Aula BPS Sulteng, Rabu (31/5/2023)

Pencacahan sensus pertanian dimulai pada 1 Juni hingga 31 Juli 2023. Petugas lapangan sensus sebanyak 2.366 orang, pemeriksa lapangan sensus sebanyak 456 orang dan kordinator sensus kecamatan sebanyak 114 orang. Sehingga total petugas pencacahan usaha pertanian adalah 2.935 petugas.

FGD dihadiri Bappeda, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan dan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulteng, Kepala Bagian Umum BPS, Kepala BPS Kabupaten/Kota dan Fungsional Ahli Madya BPS, Jajaran BPS dan Mitra kerja.

Mengawali sambutannya, Simon Sapary menyampaikan bahwa FGD dan Sosialisasi Sensus Pertanian 2023 menjadi momen penting untuk menyatukan komitmen bersama dalam menyukseskan ST2023.

"Dalam Pencanangan ST2023 oleh Presiden Republik Indonesia pada 15 Mei yang lalu, Bapak Presiden menyatakan bahwa sektor ini melibatkan hajat hidup orang banyak, sehingga akurasi data sangat diperlukan untuk menghasilkan akurasi kebijakan," katanya.

Ia menerangkan bahwa sesuai amanat UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan rekomendasi dari Badan Pangan Dunia (FAO), setiap negara harus menyelenggarakan Sensus Pertanian minimal 10 tahun sekali. Sejak pertama kali dilaksanakan pada 1973, Sensus Pertanian ini menjadi sensus pertanian ketujuh di Indonesia. Bersama Indonesia, tahun ini ada 17 negara lain yang juga akan melaksanakan sensus pertanian.

Di Indonesia, Sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 11,77 persen terhadap perekonomian Indonesia di Triwulan I 2023, terbesar keempat setelah sektor Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Pertambangan.

"Hal ini sesuai dengan data yang menunjukkan bahwa sektor pertanian menyerap tenaga kerja tertinggi yaitu mencapai 29,36 persen tenaga kerja pada Februari 2023," sebut Simon Sapary

Menurutnya, untuk mencapai kualitas dan kebermanfaatan data yang diharapkan, BPS telah melakukan sejumlah langkah pembaharuan. Pertama, ST2023 dirancang untuk menjawab kebutuhan data di level nasional maupun level global dengan mengacu kepada program FAO bernama World Programme for the Census of Agriculture (WCA) 2020.

Kedua, pengumpulan data ST2023 bukan hanya dilaksanakan dengan metode konvensional, dimana petugas mengunjungi responden secara door-to-door menggunakan kertas dan pensil (Paper and Pencil Interviewing/PAPI). Melainkan juga menggunakan metode Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI), dimana petugas tetap mendatangi responden namun pendataannya menggunakan gadget. Metode lain yang digunakan adalah Computer Assisted Web Interviewing (CAWI), dimana usaha pertanian dapat melakukan pengisian data secara mandiri.

Ketiga, ST2023 mampu menangkap isu strategis pertanian nasional, seperti urban farming, petani milenial, modernisasi pertanian dan juga pendapatan petani sebagai proxy kesejahteraan petani.

Lebih jauh, Ia menjelaskan, luasnya manfaat dari data ST2023, baik bagi BPS, kementerian/lembaga, dan stakeholders lainnya, maka pelaksanaan kegiatan ST2023 perlu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait.

"Mari kita kobarkan semangat untuk menyukseskan Senses Pertanian 2023! “Mencatat Pertanian Indonesia untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani," tutup Simon Sapary

Narasumber pada FGD sdalah Ketua Kelompok KTNA Yvone Kosese, Sekretaris PWI Sulteng Temu Sutrisno dan Kepala UPT. Perbenihan Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng Haikal Toramai dan Ketua Tim Penanggung jawab ST223 Yaslin H. Tansala.

(Kominfo Santik/ HumasSulteng/Ahyain)