:
Oleh MC KAB PROBOLINGGO, Kamis, 4 Mei 2023 | 12:18 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 79
ProbolinggoKab, InfoPublik – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo mulai membangun pengarah arus Daerah Irigasi (DI) ke lahan-lahan pertanian di Desa Patemon Kulon Kecamatan Pakuniran, Selasa (2/5/2023).
Pembangunan pengarah arus DI ini dilakukan untuk mengatasi dampak akibat bencana banjir di Sungai Pancarglagas. Untuk mengatasi kecukupan air tersebut, DPUPR menerjunkan 2 unit alat berat.
Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Kabupaten Probolinggo Asrul Bustami mengungkapkan dengan didukung oleh Pemerintah Kecamatan Pakuniran dan Pemerintah Desa Patemon Kulon, pihaknya akan melakukan penanggulangan dampak bencana berupa pemasangan bronjong.
“Hal ini dilakukan untuk mengamankan areal pemukiman dan jalan serta mengalirkan kembali air irgasi yang semula terputus untuk 2 Daerah Irigasi (DI). Yakni DI Patemon Kulon seluas 32 Hektar dan DI Segadi seluas 81 Hektar,” ujarnya.
Asrul menegaskan panjang tebing yang diamankan sepanjang 60 meter dan pengarah arus di Daerah Irigasi Segadi sepanjang 80 meter. DPUPR mengalokasikan 1100 lembar kawat bronjong dan mengoperasikan 2 alat berat,” tegasnya.
Sementara Kepala DPUPR Kabupaten Probolinggo Hengki Cahjo Saputra mengatakan air sungai ini seharusnya masuk di saluran irigasi DI (Daerah Irigasi) Segadi dan DI Patemon Kulon untuk mengairi kurang lebih 100 hektar sawah.
“Tetapi karena terputus akibat banjir, maka masyarakat atau petani yang memiliki lahan pertanian tidak tercukupi kebutuhan airnya. Kemarin kita sudah kolaborasi dengan kecamatan dan desa dengan menurunkan 2 alat berat untuk pembuatan pengarah sementara sehingga air bisa mengalir kesana. Harapannya 2 minggu ke depan sudah selesai,” katanya.
Setelah pembuatan DI Segadi selesai jelas Hengki, pihaknya akan melakukan pembuatan TPT (Tembok Penahan Tanah) di atas pengarah arus DI yang ambrol karena mau mengenai badan jalan di Sungai Pancarglagas Desa Patemon Kulon Kecamatan Pakuniran.
“Plengsengan berupa TPT ini berada di Sungai Pancarglagas menggunakan 1.100 lembar bronjong kawat. Kedua pengerjaan ini berada di satu lokasi tetapi beda tempat. Pengarah arus DI di bawah dan untuk plengsengannya ada di atasnya,” jelasnya.
Hengki menegaskan plesengan TPT ini berfungsi untuk mengamankan badan jalan. Sebab kalau tidak maka jalannya akan terputus antara Desa Patemon Kulon ke atas. Selain itu untuk mengembalikan fungsi genetik sungai sehingga air mengalir sesuai alurnya. “Harapannya kebutuhn air petani untuk bercocok tanam tercukupi dan mewujudkan ketahanan pangan Kabupaten Probolinggo,” harapnya.
Lebih lanjut Hengki menambahkan sebetulnya pembangunan pengarah arus DI ini sudah masuk dalam perencanaan. Hanya saja dalam pelaksanaannya baru bisa dilakukan karena masih ada saluran yang melewati tanah pribadi.
“Kalau kita memaksa membangun, akhirnya nanti akan menjadi tanah pribadi. Alhamdulillah, dari pemilik tanah bersedia untuk menyewakan. Intinya penanganan ini terkendala lahan yang akan dilewati sehingga baru bisa dilakukan,” pungkasnya. (MC Kab Probolinggo/wan/sOn)