:
Oleh MC KAB SORONG, Sabtu, 8 April 2023 | 04:39 WIB - Redaktur: Tobari - 311
Aimas, InfoPublik – Soal berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penanganan stunting, Pj Bupati Sorong Yan Piet Moso tak mau ketinggalan.
Betapa tidak, kata pria paruh baya ini, dirinya selalu nomor satukan dan menyempatkan diri untuk menghadiri kegiatan, serta terus memberi motivasi kepada semua pihak terkait agar selalu kerja bareng atau mari kita kerja gotong royong.
Bahkan, seingatnya, selama dirinya menjabat sebagai Pj Bupati Sorong, ada sekitar enam atau tujuh kali kegiatan stunting dirinyapun tidak pernah absen, dan selalu hadir, aku Moso sembari kembali menghitung kehadirannya.
“Ini dapat disimpulkan bahwa Pemkab Sorong selama di bawah kepemimpinannya selalu komit dengan adanya isu penting nasional ini,” ujar Moso, saat membuka kegiatan pelatihan orientasi tim pendamping keluarga percepatan penurunan stunting, Kamis (6/4/2023) di Aimas Hotel.
Bagaimana langkah penanganan dan pencegahan stunting itu bisa kita kejar target untuk penurunan persentasenya. Ini menjadi kerja kolaborasi atau kita bekerja secara bersama, imbaunya.
“Sebenarnya ada hal yang menjadi substansi masalah yang kita bahas pada forum saat ini bahwa pendamping keluarga sejahtera tidak hanya kaum ibu saja yang hadir. Tapi seorang bapak (suami), juga harus ikut melibatkan diri,”pintanya.
Peran kami di sini hanya bicara terkait arah kebijakan dan strategi penanganan pencegahan stunting di Kabupaten Sorong.
Lebih lanjut, kata Moso, puji Tuhan dan Alhamdulillah, dimana tahun 2022 lalu, kita telah berhasi menurunkan angka stunting dari 28,7% menjadi 23,8%. Atau turunnya sekitar 4,9%, ujarnya.
Artinya, sambung Moso, dengan angka penurunan 4,9% yang kita komitmen dan berkolaborasi bersama untuk menurunkan angka tersebut.
Persentase tersebut, sangat turun begitu luar biasa. Berdasarkan rilis dari Kepala BKKBN Papua Barat tadi, dimana Kabupaten Bintuni menjadi urutan pertama penurunan angka stunting di provinsi ke-34 itu.
Sedangkan, Kabupaten Sorong menempati urutan kedua berhasil dalam komitmen penurunan dan pencegahan stunting pada saat itu.
“Ini menunjukkan kerja kita bersama dan peran serta para pemangku kepentingan (stakeholder) dan komitmen dalam rangka pencegahan dan penanganan stunting,” jelas Moso.
Pada kesempatan ini perlu disampaikan bahwa pertama penanganan isu-isu penting nasional, yang pertama masalah stunting itu sendiri.
Kedua, penanganan terkait inflasi, dan ketiga penurunan dan penanganan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Berikutnya lagi terkait dengan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. Kalau bicara masalah kemiskinan, pasti ada kolerasinya dengan stunting.
Selanjutnya, yakni terkait dengan infrastruktur. Pada tahun 2024 nanti, Pemkab Sorong telah menyusun arah kebijakan dan strategi pembangunan fokus pada pemulihan ekonomi, penanganan kemiskinan ekstrem, penanganan stunting, dan infrastruktur.
Moso menambahkan, tentunya angka prevalensi stunting di Papua Barat dan Papua Barat Daya hari ini, kendatipun kita sudah berhasil mempertahankan dan menurunkan sekitar 23,8%.
Kita juga menetapkan bahwa tahun 2024 kita harus bisa menurunkan sampai dengan 18%. Itu menjadi targetnya.
“Jika, capai sekitar19% maka itu merupakan capaian kita bersama, tapi harus tetap menetapkan target,”pungkasnya.
Target ini ditetapkan oleh ketua dan tim penanganan stunting Kabupaten Sorong. Jadi SK yang sudah disiapkan itu harus menjadi dasar kebijakan langkah kita selanjutnya.
Berikut, berbagai penelitian di dunia dan di Indonesia menyebutkan bahwa kekurangan gizi di 1000 hari pertama hidup dan kehidupan menjadi penting.
Yaitu, mulai kehamilan sampai anak berusia dua tahun menyangkut pengembangan otak yang esensinya tidak bisa dapat diperbaiki.
Otak anak yang kasus stunting tidak berkembang dengan baik dan gangguan kognitif akan terlihat otak si anak itu pandai, tuturnya. (MC Kab. Sorong/rim/toeb)