Berdasarkan SSGI  Tahun 2022 Prevalensi Stunting Cenderung Turun

:


Oleh MC KAB SORONG, Rabu, 5 April 2023 | 20:28 WIB - Redaktur: Tobari - 186


Sorong, InfoPublik - Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting cenderung menurun dari angka 24,4% tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022.

Capain tersebut, belum sesuai dengan target RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)  tahun 2022 sebesar 18,4%. Guna untuk mencapai target pada tahun 2024 sebesar 14%, maka membutuhkan penurunan sebesar 4,6%.

Demikian dijelaskan, Menteri Dalam Negeri, melalui Staf Khusus Kemendagri Bidang Pembangunan Desa dan Perbatasan,  Hairuddin Hasibuan, saat berlangsungnya pembukaan Musrenbang Otsus dan Musrenbang RKPD tahun 2022 di Sorong, Selasa (4/4/2023).

“Komitmen bersama yang dibarengi dengan konsistensi ini tidak bisa dilepaskan dari setiap pemangku kepentingan di wilayah Papua Barat Daya. Penyikapan isu akan berpengaruh pada nasib sumber  generasi emas Indonesia ke depan,” ujar Hairuddin.

Dimana, stunting dalam jangka panjang berdampak buruk tidak hanya berpengaruh kepada tumbuh kembangnya anak, tapi juga terhadap perkembangan emosi, yang berakibat pada kerugian ekonomi. Dan, secara akregat akan berpengaruh kepada produktivitas ekonomi Indonesia yang lebih baik.

Selanjutnya, berdasarkan  data APBD Indonesia tahun anggaran 2021 sampai dengan tahun 2022 terdapat beberapa hal yang menjadi catatan antara lain di antaranya.

Pertama, situasi pandemi Covid-19 yang sudah terkendali dan pencabutan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) akan memulihkan situasi pertumbuhan  ekonomi.

Dengan demikian, lanjut Hairuddin,  pendapatan harus mencapai realisasi 100% atau lebih dari target yang ditetapkan.

Kedua, perencanaan target realisasi pendapatan  dan belanja harus dibuat perkuatkan, sehingga mempermudah evaluasi pencapaian.

Ketiga, monitoring dan evaluasi dengan melaksanakan rapat gubernur bersama kabupaten dan kota untuk memantau realisasi APBD.

Jadi, sekarang bisa dibuat bulan per bulan, sehingga tidak terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya,  kita memburu di akhir-akhir tahun. Tapi ketika kita membuat program dari awal,  sehingga kita tidak membuat kesulitan, katanya.  (MC Kab. Sorong/rim/toeb)